%L katalog8247 %D 2023 %T ANATEISME TRANSFORMATIF: MENGIMAJINASIKAN KEMBALI MAKNA TUBUH KORBAN PERDAGANGAN ORANG SECARA SAKRAMENTAL MELALUI ANATEISME DI GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT) %K Perdagangan Orang, Imago Dei, Familia Dei, Anateisme, Imajinasi Sakramental, dan Anateisme Transformatif. %I Universitas Kristen Duta Wacana %X Abstrak Tulisan ini adalah sebuah upaya membaca, merefleksikan serta mengimajinasikan kembali makna sakramental atas tubuh dari konteks dunia kehidupan di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang dari tahun ke tahun sejak peristiwa penyiksaan dan penderitaan yang dialami oleh Nirmala Bonat seorang pekerja migran Indonesia (PMI) tahun 2004 silam terus terjadi dan bertambah. GMIT dalam konteks tulisan ini dilihat sebagai bagian integral yang mengambil peran dalam usaha-usaha pencegahan dan perlawanan terhadap tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan demikian, tujuan tulisan ini merupakan sebuah usaha mengimajinasikan dan merekonstruksi makna tubuh para korban perdagangan orang dan juga keberpihakan gereja melalui dasar teologisnya mengenai Imago Dei dan Familia Dei yang selama ini menjadi kerangka teologis yang digunakan dalam melawan tindak pidana perdagangan orang. Hal pertama dalam usaha mengimajinasikan dan merekonstruksi hal di atas adalah bertolak dari hipotesis bahwa krisis perdagangan orang adalah juga krisis teologi yang mana perdagangan orang adalah juga bagian dari krisis sakramental tubuh. Kedua, usaha untuk mengimajinasikan dan merekonstruksi hal diatas kemudian akan didaologkan bersama dengan konsep Anateisme Richard Kearney terkhususnya dalam kerangka Imajinasi Sakramental melalui pendekatan fenomenologi. Pembedahan, analisis, serta refleksi yang penulis temukan dalam dialog antara krisis sakramental atas tubuh perdagangan orang dan imajinasi sakramental Anateisme mendapati percakapan tentang yang Ilahi selama ini hanya berputar soal percakapan-percakapan yang metafisik, yang Ultimate dan yang onto-teologis. Untuk itu melalui anateisme dapat ditawarkan sebuah hermeneutik alternatif yakni melalui pendekatan imajinasi sakramental. Bagi anateisme pengalaman dan proses memaknai tidak hanya terjadi dalam tataran ide dan metafisikal melainkan juga yang eksisitensial embodiment. Dalam konteks perdagangan orang imajinasi sakramental atas tubuh dapat dilihat dan digunakan sebagai upaya Resilience dalam berhadapan dengan pengalaman luka dan penderitaan. Dengan demikian manfaat dari mengimajinasikan dan merekonstruksi makna tubuh korban perdagangan orang adalah upaya mengembangkan sikap teologis dan praksis (Anateisme Transformatif) dari GMIT dalam setiap usahanya untuk melawan perdagangan orang di NTT. Kata Kunci: Perdagangan Orang, Imago Dei, Familia Dei, Anateisme, Imajinasi Sakramental, dan Anateisme Transformatif. %A Isakh Bendris Oematan