%0 Thesis %9 Bachelor %A Lisa Jessica %B Kedokteran %D 2023 %F katalog:8243 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Stunting, frekuensi ANC, tingkat pendidikan terakhir orang tua, berat badan lahir, ASI eksklusif, tinggi badan ibu, panjang badan lahir. %T FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA %U https://katalog.ukdw.ac.id/8243/ %X Latar Belakang: Stunting merupakan suatu gangguan tumbuh kembang pada anak yang disebabkan oleh interaksi kompleks dari faktor gizi buruk, infeksi, sosi-ekonomi, serta tidak adanya stimulus lingkungan berupa psikososial yang memadai. Kejadian stunting di Indonesia sendiri masih cukup tinggi termasuk di daerah Desa Jlegong, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Anak dengan stunting memili dampak terhadap kualitas hidupnya, baik dari segi kemampuan intelektual, kesehatan, hingga produktivitas yang dapat berpengaruh terhadap ekonomi negara. Faktor risiko yang dianggap paling berperan terhadap kejadian stunting adalah layanan kesehatan, pemberian nutrisi yang tidak adekuat, lingkungan, genetik, serta riwayat penyakit kronis. Penelitian mengenai faktor risiko kejadian stunting pada balita belum pernah dilaksanakan di Desa Jlegong, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Tujuan: Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah observasional individu jenis cross sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan sampel yang terdiri dari 35 balita dengan stunting dan 35 balita lainnya tanpa stunting. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-square dan Fisher’s Exact Test dengan penilaian besar risiko menggunakan Odds Ratio (OR). Hasil Penelitian: Adanya hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting berdasarkan hasil analisis (nilai p = 0,001, OR=19,33). Bayi yang memiliki panjang lahir dengan kategori kurang (< 50 cm) berisiko 19,33 kali lebih besar untuk mengalami kejadian stunting dibandingan dengan bayi yang memiliki panjang lahir dengan kategori cukup (≥ 50 cm). Kesimpulan: Adanya hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting dan tidak adanya perbedaan yang bermakna dari frekuensi ANC, tingkat pendidikan terakhir orang tua, berat badan lahir, ASI eksklusif, dan tinggi badan ibu pada kelompok balita yang mengalami stunting maupun non stunting. Kata Kunci: Stunting, frekuensi ANC, tingkat pendidikan terakhir orang tua, berat badan lahir, ASI eksklusif, tinggi badan ibu, panjang badan lahir.