%I Universitas Kristen Duta Wacana %X Keraguan menjadi salah satu topik yang hangat ketika berbicara tentang Tuhan. Tidak sedikit pandangan yang memisahkan keraguan dari iman oleh karena keraguan dilihat sebagai hal yang buruk. Pandangan yang memberikan ruang terhadap keraguan akan terdorong untuk mendalami dan menghadapinya, sebab keraguan dilihat sebagai bagian dari beriman. Kisah keraguan Gideon dalam Hakim-hakim 6:36-40 dilihat sebagai salah satu contohnya. Dalam kitab Hakim-hakim 6, bukan hanya sekali Gideon menujukkan sikap keraguannya, baik terhadap diri sendiri, terhadap apa yang pernah ia dengar, bahkan terhadap peran Tuhan dalam kepemimpinannya atas orang Israel. Gideon berkali-kali mengajukan pertanyaan atas berbagai hal yang ia ragukan. Tulisan ini mencoba untuk meneliti keraguan yang dialami Gideon. Untuk itu, metode tafsir Seeing Through dipakai untuk mewujudkannya dengan mempertemukan kisah Gideon dengan suatu perspektif filsafat dari Rene Descartes. Pandangan Descartes bahwa keraguan dilihat sebagai jalan menuju kebenaran menjadi salah satu titik yang beresonansi dengan kisah keraguan Gideon yang penuh dengan tanya, sebagai upaya untuk mendapatkan kebenaran itu sendiri. Pandangan Descartes tentang indra menjadi salah satu solusi untuk menjawab mengapa Gideon berkali-kali memastikan kebenaran akan hal-hal yang pernah ia dengar, termasuk perkataan Tuhan. Dengan demikian, tulisan ini dapat melahirkan pemaknaan yang lain terhadap keraguan, sehingga keraguan diberikan tempat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan manusia beriman dengan Tuhan. %A Loveky Rering %L katalog8149 %D 2023 %K Keraguan, Iman, Gideon, Seeing Through, Filsafat, Rene Descartes %T "JANGANLAH KIRANYA MURKA-MU BANGKIT TERHADAP AKU" MEMBACA KEMBALI KISAH KERAGUAN GIDEON DALAM HAKIM-HAKIM 6:36-40 MELALUI PERSPEKTIF PEMIKIRAN KERAGUAN RENE DESCARTES