%A Srinindra Harimurti %L katalog8080 %D 2023 %K stasiun kereta, revitalisasi, semiotika sintaksis %X Kementerian Perhubungan dalam RIPNas 2018 merencanakan pengembangan seperti rehabilitasi, reaktivasi dan peningkatan kapasitas lintas yang juga mencakup pulau jawa pada beberapa wilayah. Hal ini sebagai respon dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang berkebalikan dengan penurunan jumlah rel dan stasiun yang beroperasi. Kabupaten Pati menjadi salah satu daerah di Pantai Utara (Pantura) yang dilewati jalur kereta api Semarang – Lasem. Namun Kota Pati belum memiliki stasiun yang layak karena Ex-Stasiun Pati dinon-aktifkan sejak 1987, dengan status sebagai Bangunan Inventaris Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Karena non-aktif sejak 36 tahun lalu, susunan bangunan Eks-Stasiun Pati sudah terlihat tidak padu dan tersamarkan oleh karakter bangunan lain. Keadaan tersebut juga ditambah dengan belum adanya interkoneksi Ex-Stasiun Pati dengan lingkungan sekitar, sehingga menyulitkan akses. Dan dalam rencana revitalisasi memerlukan adanya integrasi antara bangunan baru & bangunan eksisting sebagai bangunan inventaris ODCB. Tujuan perancangan ini untuk merespon kebutuhan pengguna terkait aspek fungsi & jenis ruang baru sesuai dengan standarisasi stasiun oleh PT. KAI. Kemudian menciptakan desain bangunan dengan prinsip pendekatan semiotika sintaksis yang mencoba untuk menguraikan elemen arsitektur berupa pola massa, ruang & konstruksi dari bangunan eksisting sebagai sebuah “tanda” yang akan disesuaikan & diimplementasikan pada bangunan baru, untuk menunjang konteks komunikasi “Old & New” antara bangunan baru dengan bangunan eksisting. %T REVITALISASI STASIUN KERETA API KELAS SEDANG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA SINTAKSIS %I Universitas Kristen Duta Wacana