%0 Thesis %9 Bachelor %A Yosua Asido Parulian Simbolon %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Teologi %D 2023 %F katalog:7852 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Remaja, Toxic Relationship, Avril Carruthers, Masa Remaja, Sembuh dari Toxic Relationship. %T TOXIC RELATIONSHIP PADA PERGAULAN REMAJA KRISTEN %U https://katalog.ukdw.ac.id/7852/ %X Setiap orang berada dalam suatu relasi, tidak peduli betapa kecil ataupun besarnya relasi tersebut. Hanya dengan suatu percakapan kecil di antara dua orang, dapat membuat kedua pihak tersebut berada dalam suatu relasi. Semakin sering dan semakin dalamnya interaksi antara dua orang, semakin dalam pula relasi di antara mereka. Kebanyakan orang sudah berada di dalam suatu relasi bahkan sejak ia baru dilahirkan ke dunia, dan keluarga ada agen pertama dalam relasi paling pertama tersebut. Semakin bertumbuhnya seseorang, semakin berkembang pula relasi yang ia punya dengan orang-orang di sekitarnya. Dimulai dari keluarga, kemudian teman, tetangga, dan semakin berkembang hingga pada kolega, kenalan, teman sekalas, dan bahkan pasangan kekasih. Sebagai makhluk sosial, setiap orang kerap kali mendambakan suatu relasi yang sehat dengan orang-orang di sekitarnya. Namun tak jarang munculnya suatu rintangan dimana mereka menemukan perasaan cemas ataupun perasaan tidak nyaman ketika berada di sekitar orang-orang tertentu tersebut. Ketika seseorang merasakan perasaan tersebut dari orang lain, maka dapat dikatakan relasi di antara keduanya adalah relasi yang toxic atau tidak sehat. Oleh karena itu, orang-orang perlu mempelajari bagaimana caranya untuk dapat menjadi akrab dengan orang lain atau menjadi selektif dalam menjalin relasinya dengan orang lain untuk terhindar dari relasi yang tidak sehat. Remaja merupakan masa seseorang mulai memperhatikan relasinya dengan orang lain dan merupakan masa di mana seseorang mulai memperhatikan penilaian orang lain tentang dirinya. Dengan baru berkembangannya kesadaran atas relasinya dengan orang lain, remaja menjadi cukup rentan terhadap relasi yang tidak sehat karena mereka belum cukup memiliki pengalaman dalam menyadari dan juga menghindari relasi-relasi yang tidak sehat ini. Jika dibiarkan begitu saja, para remaja dapat terjebak pada lingkaran relasi yang tidak sehat yang mana hal ini dapat menyebabkan suatu trauma bagi mereka ataupun bahkan menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam menjalin relasi dengan orang lain.