%A Korin Bagas Pranata %X Latar Belakang : COVID-19 disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-21. Virus ini menyebar dengan cepat akibat transmisinya melalui droplet respirasi. Hingga 3 September 2021 penyakit tersebut telah menyebabkan 219 juta kasus infeksi dan lebih dari 4,5 juta kematian di dunia2. Penelitian terbaru menunjukkan dugaan adanya hubungan antara golongan darah ABO dengan risiko COVID-193,4. Meski begitu, beberapa penelitian lain justru menyanggah asosiasi antara golongan darah dengan COVID-195,6. Kontradiksi antar penelitian tersebut membuat hubungan golongan darah dengan COVID-19 belum dapat dijawab dengan pasti. Tujuan : Mengetahui hubungan antara golongan darah ABO dengan tingkat keparahan gejala pasien COVID-19 di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Metode Penelitian : Penelitian menerapkan metode analitik observasional dengan pendekatan kohort retrospektif. Penelitian dilakukan dengan mengambil data sekunder periode 2020-2021 di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 26. Hasil Penelitian : Penelitian mendapatkan data bersih sebanyak 212. Golongan darah O menempati persentase tertinggi dengan jumlah sampel sebanyak 81 orang (38,2%), diikuti golongan darah B (26,9%), golongan darah A (23,1%), dan golongan darah AB (11,8%). Pasien tanpa gejala tidak ditemui pada populasi ini, sementara pasien bergejala berat ada sejumlah 88 orang (41,5%). Pasien dengan derajat gejala sedang didapatkan berjumlah 86 orang (40,6%), sedangkan pasien derajat gejala ringan berjumlah 38 orang (17,9%). Chi-square pada analisa golongan darah ABO dan derajat keparahan COVID-19 didapati sebesar 0,054 (p ≤ 0,05). Golongan darah A tidak memiliki hubungan signifikan terhadap insidensi derajat berat (OR = 0,74; 95% CI 0,49 – 2,72), demikian pula pada golongan darah AB (OR = 0,168; 95% CI 0,62 – 12,16). Hubungan signifikan ditemui antara golongan darah B serta O. Golongan darah B memiliki peluang kejadian derajat berat sebesar 2,8 kali lebih besar (95% CI 0,618 – 12,16) dibanding golongan darah non-B. Sedangkan, golongan darah O memiliki peluang kejadian derajat berat sebesar 0,33 kali lebih kecil daripada golongan darah non-O (95% CI 0,618 – 12,16). Kesimpulan : Golongan darah ABO memiliki hubungan dengan derajat keparahan COVID-19. Golongan darah O menjadi faktor protektif terhadap derajat berat COVID-19, sedangkan golongan darah B ditemui menjadi faktor risiko derajat berat %K Golongan Darah, Derajat Keparahan, COVID-19, SARS-CoV2 %T HUBUNGAN GOLONGAN DARAH ABO DENGAN DERAJAT KEPARAHAN COVID-19 DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA %D 2022 %L katalog7488 %I Universitas Kristen Duta Wacana