%0 Thesis %9 Thesis (S2) %A Evi Yulianti %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Magister Arsitektur %D 2022 %F katalog:7214 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Gunung Merapi, Huntara, Pengungsi %P 182 %T KENYAMANAN HUNIAN SEMENTARA BAGI PARA PENGUNGSI ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA TAHUN 2020 DI KECAMATAN MERTOYUDAN, KECAMATAN MUNTILAN DAN KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG %U https://katalog.ukdw.ac.id/7214/ %X Gunung Merapi merupakan Gunung aktif yang Meletus dalam kurung waktu 4-5 tahun sekali, Pokok permasalahan yang terjadi disebabkan karena Gunung Merapi sudah memiliki permukiman padat yang berjarak 5 km dari puncak Gunung Merapi dan Kabupaten Magelang merupakan daerah terdekat dari puncak Gunung Merapi. Karena hal tersebut maka ketika terjadi erupsi ada 3 desa di Kabupaten Magelang yang harus diungsikan karena hanya berjarak 5 km dari puncak Gunung Merapi, Desa tersebut adalah Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Dusun Gemer, Dusun Ngandong, Dusun Karanganyar), Desa Krinjing (Dusun Trayem, Dusun Pugeran, Dusun Trono), Desa Paten (Dusun Babadan 1 dan Dusun Babadan 2) Ketika terjadi erupsi unung Merapi, Masyarakat dipindahkan ke hunian sementara yang berada di di Kecamatan Mertoyudan, Kecamatan Muntilan dan Kecamatan Mungkid. Adapun pada Kecamatan Mertoyudan dibagi di tiga lokasi yaitu di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan dengan jumlah pengungsi sebanyak 286 jiwa, TEA Mertoyudan Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan sebanyak 147 jiwa dan TEA Deyangan Kecamatan Mungkid yang digunakan untuk mengungsi sebanyak 117 jiwa. Kemudian pada Kecamatan Muntilan di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) sebanyak 145 jiwa. Kemudian pada Kecamatan Mungkid ada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Ngrajek di Desa Ngrajek Kecamatan Mungkid sebanyak 132 jiwa. Sehingga total jumlah warga yang mengungsi setiap kali erupsi Gunung Merapi sebanyak 836 jiwa, namun selema pengungsian tersebut banyak hal yang terjadi di hunian sementara, mulai dari ketidaknyamanan pengguna karena kurangnya fasilitas, faktor privacy dan masyarakat yang dipaksa beradaptasi secara mendadak di huntara tersebut sehingga beberapa warga memutuskan untuk meninggalkan huntara dan kembali ke rumah asal yang belum dinyatakan aman oleh pemerintah. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kenyamanan pada huntara tersebut agar dalam pengungsian selanjutnya, pengungsi akan lebih lebih nyaman menempati huntara tersebut.