%K Hiperemesis gravidarum, faktor risiko, status gizi, graviditas, penyakit trofoblas, alergi. %D 2021 %L katalog6737 %A Anastasia Aprilia Tumbol 41170202 %I Universitas Kristen Duta Wacana %T HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS %X Latar Belakang : Kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia menunjukkan angka 1-3% dari seluruh kehamilan atau sekitar 8-32 kasus per 1000 kehamilan. Hiperemesis gravidarum berkorelasi dengan dehidrasi, gangguan metabolisme, penurunan kualitas hidup, penurunan berat badan, rawat inap pada awal kehamilan yang menyebabkan peningkatan biaya sosial ekonomi yang tinggi. Faktor risiko penyebab hiperemesis gravidarum adalah status gizi, graviditas, penyakit trofoblas, kehamilan ganda, alergi dan kondisi psikologis seperti kecemasan dan stres. Tujuan : Mengetahui hubungan antara status gizi, graviditas, kehamilan ganda, penyakit trofoblas dan alergi dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi kasus kontrol. Sample penelitian didapatkan dari rekam medis pasien rawat inap di RSUD Maria Walanda Maramis yang terbagi dalam kelompok kasus dan kontrol. Data dianalisa menggunakan uji Chi Square dan uji Mann Whitney. Hasil : Sample berjumlah 100 yang terdiri dari 50 ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dan 50 ibu hamil trimester 2-3 yang tidak mengalami hiperemesis gravidarum. Analisis uji statistik menggunakan chi square dan mann whitney menunjukkan terdapatnya hubungan antara status gizi (p < 0,001), graviditas (p < 0,001), alergi (p < 0,001) dan penyakit trofoblas (p = 0,042) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Tidak terdapat hubungan antara kehamilan ganda dengan kejadian hiperemesis gravidarum (p = 0,051). Variabel penyakit trofoblas memiliki signifikansi terbesar terhadap kejadian hiperemesis gravidarum (OR = 12,868). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara status gizi, graviditas, penyakit trofoblas dan alergi dengan kejadian hiperemesis gravidarum dan tidak terdapat hubungan antara kehamilan ganda dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Ibu hamil dengan status gizi kurus atau gemuk, berstatus primigravida, memiliki riwayat alergi atau memiliki penyakit trofoblas, berisiko lebih tinggi terjadinya hiperemesis gravidarum. Penyakit trofoblas sendiri memiliki pengaruh positif (searah) paling besar terhadap kejadian hiperemesis gravidarum.