@mastersthesis{katalog672, author = {Tarcisius Mardi Usmanto 54160007}, year = {2019}, title = {KONFLIK KEKERASAN BERNUANSA IDENTITAS AGAMA (Studi Kasus Penolakan Izin Pendirian Gereja Santo Yosep Randudongkal - Pemalang)}, month = {July}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, abstract = {Tesis ini mengangkat kasus penolakan izin membangun gereja sebagai tindak kekerasan berbasis identitas agama. Bangunan gereja dipahami sebagai simbol penguasaan suatu wilayah sehingga menjadi ancaman bagi kelompok lain. Galtung menyorotinya dengan teori kekerasan struktural dan kultural sementara Paul Ricoeur lebih melihat konstruksi pikiran dan simbol-simbol yang dimiliki manusia beragama membuat sekat pembedaan antara yang baik-buruk, selamat-binasa, beriman-kafir, benar-sesat, masuk surga-masuk neraka, anak Tuhan-pengikut iblis. Hal ini dalam praktik pergaulan antar manusia sangat memungkinkan gesekan, ketersinggungan dan perselisihan. Maka interpretasi teks dalam hermeneutika penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konflik yang semakin meluas. Usulan strategis yang ditawarkan dalam tesis ini amat menarik karena disesuaikan dengan konteks masyarakat Indonesia sebagai orang ?timur? yang memiliki budaya kumpul sebagai perjumpaan yang diwarnai persaudaraan dan silaturahmi. Pendekatan budaya dipilih oleh penulis untuk membawa masyarakat yang berkonflik mengalami proses dekonstruksi, rekonstruksi dan rekonsiliasi. Perjumpaan menjadi sarana untuk mengubah paradigma menuju masyarakat inklusif. Tanpa semangat untuk menghargai perbedaan, tanpa mata yang berbinar untuk menerima perbedaan sebagai peluang untuk mengembangkan diri, mengenal diri dan menumbuhkan diri dalam perjumpaan dengan orang lain, perdamaian dunia itu tidak dapat diwujudkan. Masing-masing anggota masyarakat harus meletakkan perbedaan di tempat yang positif. Perbedaaan itu tidak salah. Perbedaan itu rahmat. Maka kita perlu meyakini semangat untuk toleran dan membebaskan masyarakat untuk mengungkapkan dirinya sejauh tidak menghalangi orang lain untuk mewujudkan kesejahteraan hidupnya. Dengan paparan tesis ini diharapkan konflik-konflik bernuansa SARA di wilayah lain yang mempunyai demografi hampir mirip dengan Randudongkal kiranya dapat diselesaikan dengan pendekatan budaya. Pendekatan ini lebih dirasa humanis dan menyentuh kehidupan masyarakat serta melibatkannya dalam suatu komunitas yang transformatif.}, keywords = {KONFLIK KEKERASAN, IDENTITAS AGAMA, PENOLAKAN, IZIN PENDIRIAN GEREJA, SANTO YOSEP PEMALANG.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/672/} }