%A Nelfin Gabriela Gemnafle 61150050 %L katalog6642 %D 2021 %K City Hotel, Arsitektur Hijau %T CITY HOTEL BINTANG 4 DAN RENTAL OFFICE DI KECAMATAN TEMON, KULON PROGO, DIY DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU %X Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah bersejarah yang penuh dengan pesona alam dan budaya yang sering dikunjungi oleh para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta memicu munculnya potensi bisnis baik itu di sekitar bandara yang merupakan sarana para wisatawan berdatangan maupun di daerah sekitarnya. Potensi ini memunculkan para investor atau para pebisnis yang berdatangan, lapangan pekerjaan baru, peningkatan perdagangan lokal dan penyedia jasa pelayanan bisnis-dagang. Namun belum adanya sebuah wadah yang menampung kegiatan bisnis tersebut, mengingat pengoperasian bandara yang sudah berpindah ke Kabupaten Kulon Progo, maka kebutuhan ruang seperti pertemuan bisnis dan ruang sewa bisnis-dagang hanya berada di Kota Yogyakarta saja. Hal ini menjadi ketimpangan yang cukup besar, mengingat lokasi bandara yang cukup jauh sehingga hal tersebut tidak dapat dijangkau. Oleh karena itu dibutuhkanlah sebuah perancangan yang mengusung sebuah fungsi dengan mengaitkan aspek-aspek yang dibuat oleh Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berkonsep aerotropolis, salah satunya yang relevan dengan kegiatan bisnis multi nasional ini seperti aspek perhotelan, perkantoran & MICE, yang coba di hubungkan dengan fungsi sarana akomodasi yang dikhususkan bagi aktivitas bisnis ini. City Hotel identik sebuah bangunan yang dikhususkan untuk menerima mayoritas tamu bisnis dengan menyediakan ruang-ruang khusus bagi para tamu bisnis seperti ruang pertemuan, ruang rapat, ruang bersantai, ruang pameran dan ruang-ruang kantor yang disewakan untuk perusahaan lokal & asing guna memberikan jasa pelayanan bagi para investor yang memerlukan informasi bisnis maupun berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan potensi yang dibuat oleh bandara YIA, maka harga lahan secara bersamaan akan naik, sehingga bangunan hotel yang direncanakan ini akan disiasati menjadi sebuah ruang vertikal atau bangunan dengan tingkat majemuk. Bangunan tingkat ini akan sangat mempengaruhi kondisi lingkungan dan konteks yang berada di sekitar area pembangunan. Oleh sebab itu perancangan ini akan menggunakan pendekatan arsitektur hijau agar kedepannya bangunan ini dapat tetap berdampak baik bagi lingkungan dan konteks sekitarnya dengan menjaga keseimbangan alam, sosial dan budaya serta menjadi gagasan bagi pembangunan di masa yang akan datang yang bersifat berkelanjutan. Kata Kunci: City Hotel, Arsitektur Hijau %I Universitas Kristen Duta Wacana