%A Regina Asteria Riyanto 31170140 %X Salak pondoh adalah jenis buah salak yang terkenal di Indonesia. Umumnya, bagian salak pondoh yang dikonsumsi adalah daging buahnya sedangkan bijinya dibuang. Penghasil salak pondoh cukup tinggi di Yogyakarta terdapat di daerah Turi, Sleman. Bagian dari salak yang dikonsumsi adalah buahnya, sedangkan bijinya dibuang. Namun, terdapat beberapa penelitian tentang kandungan pada biji salak pondoh yang menjadi alternatif dalam pemanfaatan biji salak pondoh. Biji salak pondok diduga mengandung alkaloid, fenolik, dan kafein, namun informasinya masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kafein dan fenolik berdasarkan variasi umur biji salak pondoh (mentah, matang, dan busuk). Biji salak pondoh diekstraksi melalui maserasi dengan etanol 70%. Alkaloid diidentifikasi secara kualitatif. Kadar kafein diukur dengan spektrofotometri UV-Vis. Selain itu, juga dilakukan uji kuantitatif kandungan total fenolik. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH. Alkaloid terdeteksi pada tiga sampel biji salak pondoh. Kadar kafein baik pada serbuk maupun ekstrak biji salak mengalami penurunan seiring dengan penambahan umur biji. Adanya perbedaan kadar kafein antar sampel di mana pada serbuk kadar kafeinnya lebih rendah dari ekstrak. Kadar kafein tertinggi sebesar 360,35 mg/L pada sampel serbuk dan 2.370 mg/L pada sampel ekstrak yang dihasilkan pada biji salak mentah. Hasil berbeda ditunjukkan pada kadar fenolik. Biji salak busuk memiliki kadar fenolik tertinggi sebesar 28,6 mg GAE/g. Hal ini sebanding dengan aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada biji salak busuk sebesar 1403,22 ppm. %D 2021 %L katalog6510 %I Universitas Kristen Duta Wacana %T PENGARUH UMUR BUAH TERHADAP KADAR KAFEIN, SENYAWA FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BIJI SALAK PONDOH (SALACCA ZALACCA (GAERT.)VOSS.) %K Biji Salak Pondoh, Umur Biji, Limbah Organik, Senyawa Metabolit Sekunder.