@phdthesis{katalog6473, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, year = {2021}, author = {Anjela Noya 31160067}, month = {November}, title = {PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BIJI DAN KULIT BUAH PINANG (ARECA CATECHU L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI}, keywords = {Aedes aegypti, Biolarvasida, Mortalitas, Pinang (Areca catechu L.)}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/6473/}, abstract = {Kasus DBD di Jayapura sering mengalami fluktuasi, dibuktikan dengan 79 kasus pada tahun 2019 dan menurun menjadi 51 kasus pada tahun 2020. Data tersebut menunjukkan bahwa berbagai pengendalian telah dilakukan oleh Pemkot Jayapura seperti penggunaan abate, tetapi pengendalian tersebut dinilai memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan sehingga dibutuhkan pengendalian yang ramah lingkungan seperti biolarvasida dari buah pinang (Areca catechu L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi ekstrak biji, kulit dan kombinasi kedua ekstrak terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan RAL pada ekstrak biji dengan konsentrasi 16000, 17000, 18000, 19000 dan 20000 ppm dan ekstrak kulit dengan konsentrasi 7000, 8000, 9000, 10000 dan 11000 ppm. Rancangan faktorial dipakai pada ekstrak kombinasi dengan perbandingan 0:100; 25:75; 50:50; 75:25 dan 100:0. Data dianalisis dengan ANOVA dan analisis probit untuk mengetahui LC50 dan LC90. Hasil penelitian ini menunjukkan biji dan kulit pinang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, asam palmitat, fenol, terpenoid dan steroid yang bersifat racun. Nilai LC50 dan LC90 secara berturut-turut yaitu 15291,612 dan 18080,859 ppm (biji); 8773,071 dan 11974,883 ppm (kulit), serta ekstrak kombinasi 0,828 (25:75) dan 3,443 (75:25). Daya bunuh ekstrak biji sebesar 64-97\% (24 jam) dan 100\% pada semua perlakuan (48 jam) dan ekstrak kulit sebesar 52-88\% (24 jam) dan 58-93\% (48 jam), sedangkan ekstrak kombinasi sebesar 55-93\% (24 jam) dan 95-100\% (48 jam). Konsentrasi 19000 ppm ekstrak biji dengan mortalitas 95\% pada jam ke-24 efektif jika dibandingkan dengan standar WHO (2005), sedangkan ekstrak kulit mempunyai nilai LC yang lebih kecil dibandingkan kedua ekstrak lainnya.} }