%0 Thesis %9 Final Year Projects (S1) %A 61160100, Ingka Angeline %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Arsitektur %D 2021 %F katalog:6446 %I Universitas Kristen Dutawacana %K Pos Lintas Batas Negara, Regionalisme Arsitektur, Dayak Bidayuh %P 43 %T PERANCANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA TERPADU JAGOI BABANG KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT %U https://katalog.ukdw.ac.id/6446/ %X Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak perbatasan dengan negara-negara tetangga. Kalimantan Barat sendiri mempunyai dua jalur lintas batas negara yaitu jalur internasional atau biasa disebut Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang berjumlah 3 dan jalur tradisional yang berjumlah 6 PLB aktif dan 7 PLB tidak aktif. Pos Lintas Batas (PLB) Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, masuk ke dalam kategori Pos Lintas Batas tradisional aktif. Karena melewati jalur lintas batas negara, Jagoi Babang menjadi kecamatan strategis dalam kegiatan keluar masuk orang dan barang terbukti pada data yang dikelola oleh kantor imigrasi pada tahun 2018-2019 (sebelum pandemi Covid-19) dengan jumlah pelintas pada tahun 2018 mencapai 42.559 pelintas dan pada 2019 mengalami peningkatan menjadi 58.408 pelintas baik itu WNI maupun WNA (keberangkatan dan kedatangan). Peningkatan pelintas orang dan barang tidak diimbangi dengan fasilitas yang mewadahi mengingat PLB Jagoi Babang masih berstatus tradisional sedangkan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) telah membuat peraturan terbaru mengenai fasilitas pelayanan orang dan barang ke dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Pos Lintas Batas Negara dimana fasilitas perangkat pendukung pelayanan lintas batas negara dibagi menjadi 3 jalur : pelayanan lintas batas pada jalur kargo, pelayanan lintas batas pada jalur kendaraan pribadi dan umum, dan pelayanan lintas batas pada jalur pejalan kaki/ gedung utama. Disamping itu, penduduk kecamatan Jagoi Babang bersuku asli Dayak Bidayuh dimana suku ini mempunyai rumah adat khas yang sangat berbeda dari rumah adat Dayak pada umumnya. Namun, literatur dan pengetahuan tentang suku serta rumah adat ini jarang diketahui oleh budaya luar. Sedangkan Malaysia juga memiliki kebudayaan yang sama dengan Kecamatan Jagoi Babang mengingat interaksi hubungan kekerabatan yang masih kental antara Jagoi Babang-Malaysia. Untuk tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan asli Kecamatan Jagoi Babang maka diperlukan penerapan nilai dan unsur budaya ke dalam bangunan PLBN dengan pendekatan regionalisme arsitektur. Proyek mengenali Indonesia sangat penting dilakukan pada kawasan perbatasan karena kawasan perbatasan merupakan garda terdepan Indonesia di mata luar negeri. Kawasan perbatasanlah yang paling cepat terlihat orang luar. Tampilan fisik bangunan dan pola arsitektural merupakan wujud kebudayaan yang paling cepat dikenali. Merancang PLBN Jagoi Babang dengan pendekatan regionalisme arsitekur akan menjawab permasalahan mengenai kebutuhan pelayanan orang dan barang karena memperhatikan kebutuhan masing-masing pengguna dan merespon kebudayaan Kecamatan Jagoi Babang sehingga tetap menjaga dan melestarikan budaya lokal dari pengaruh budaya luar serta memberikan wajah baru sebagai garda terdepan negara Indonesia.