%A Vania Sharleen Setyono 50160022 %X Di Indonesia, kisah Sodom dalam Kejadian 19:1-19 selalu dijadikan legitimasi untuk menolak eksistensi homoseksual, yang berujung pada diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok homoseksual. Berbagai wacana tafsir tentang teks ini mulai dikembangkan oleh para scholars: kelompok yang kontra homoseksual akan mengatakan bahwa penghukuman Allah atas kisah Sodom diakibatkan oleh dosa homoseksualitas sedangkan penafsiran pro homoseksual - yang mencoba untuk mengcounter penafsiran kontra homoseksual - mengatakan bahwa penghukuman disebabkan pelanggaran nilai hospitalitas di mana masyarakat Sodom ingin menyakiti tamu asing yang bermalam di rumah Lot. Penilitian ini bertujuan memperluas wacana tafsir yang sudah ada dengan menggunakan Intercultural Hermeneutics, sebuah pembacaan Alkitab dari perspektif pembaca awam homoseksual dan heteroseksual. Hasil penelitian menunjukkan penafsiran scholars - baik pro homoseksual maupun kontra homoseksual - ditemukan dalam ordinary readers yang ternyata berasal dari interpretive communities mereka (komunitas Kristen dan komunitas Muslim). Namun, setelah ordinary readers membaca teks secara seksama ditemukan bahwa yang menjadi persoalan adalah isu patriarki, yang ditemukan dalam adegan ketika Lot memberikan kedua anak perempuannya kepada penduduk Sodom guna “menyelamatkan” kedua tamunya. Adegan yang seringkali dilewatkan oleh pembaca justru menjadi perhatian bagi ordinary readers, yang ternyata dipengaruhi oleh pengalaman mereka hidup di Indonesia yang masih melanggengkan nilai-nilai patriarki. %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Homoseksual, Sodom, Intercultural Hermeneutics, Kejadian 19:1-19, Ordinary Readers, Hermeneutik, Perjanjian Lama. %T BUKAN HOMOSEKSUAL, BUKAN JUGA HOSPITALITAS! : SEBUAH INTERCULTURAL HERMENEUTICS ATAS KISAH SODOM DALAM KEJADIAN 19:1-19 OLEH KELOMPOK HOMOSEKSUAL DAN HETEROSEKSUAL %L katalog642 %D 2019