TY - THES Y1 - 2021/07/31/ AV - restricted A1 - 01160049, Theofani Yusliyanti ID - katalog6216 M1 - skripsi TI - PENDIDIKAN INTERRELIGIUS: DITINJAU DARI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN TEOLOGI AGAMA-AGAMA N2 - Sebagian besar sekolah di Indonesia menggunakan sistem monoreligius dalam mengajarkan tentang pendidikan agama. Hal ini tidak sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman termasuk keberagaman kepercayaan dan agama. Pendidikan yang bersifat monoreligius ini akan membuat peserta didik maupun pengajar semakin tertutup dan sulit menerima adanya keberagaman. Sikap ini berdampak pada tingginya intoleransi di Indonesia. Sikap tidak toleran sangat mudah untuk memicu terjadinya konflik, perpecahan, hingga politisasi agama. Pendidikan Interreligius yang dikembangkan oleh Perkumpulan Pengembang Pendidikan Interreligius (Pappirus) menjadi salah satu wujud nyata kepedulian mengenai berkembangnya intoleransi di Indonesia. Perkumpulan Pappirus mendasari konsep Pendidikan Interreligius dengan nilai-nilai Pancasila dan substansi yang ada dalam agama-agama. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif untuk meneliti praktik Pendidikan Interreligius di SMA Bopkri 1 Yogyakarta dan SMA PIRI 1 Yogyakarta. Hasil penelitian mengenai praktik Pendidikan Interreligius yang sudah dilakukan di SMA Bopkri 1 Yogyakarta dan SMA PIRI 1 Yogyakarta menjelaskan bahwa Pendidikan Interreligius mampu memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam membentuk sikap terbuka, toleran pada sesama manusia, serta membuka wawasan peserta didik untuk menjadi pribadi yang kritis, reflektif, serta mau bekerjasama dengan orang lain. Kemudian, skripsi ini juga menganalisa Pendidikan Interreligius menggunakan dua teori yaitu Pendidikan Multikulural menurut James Banks dan Teologi Agama-agama menurut Paul F. Knitter. Kedua teori ini dipilih karena menyajikan empat tingkatan, baik level maupun model untuk bisa melihat posisi dari Pendidikan Interreligius yang dikembangkan oleh Pappirus. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Interreligius berada pada Level Transformasi dan Level Aksi Sosial menurut Pendidikan Multikultural dan berada pada Model Mutualitas dan Model Penerimaan menurut Teologi Agama-agama. Keempat posisi tersebut merupakan posisi yang paling inklusif dibandingkan level dan model lainnya, dengan demikian Pendidikan Interreligius sangat terbuka dan menerima adanya kepelbagaian. Sehingga Pendidikan Interreligus menjadi salah satu alternatif dalam dunia pendidikan yang sesuai dengan konteks Indonesia yang beragam. KW - Keberagaman di Indonesia KW - Pendidikan Monoreligius KW - Perkumpulan Pappirus KW - Teologi Agama-agama Paul F. Knitter KW - Pendidikan Multikultural James Banks. PB - Universitas Kristen Duta Wacana UR - https://katalog.ukdw.ac.id/6216/ EP - 65 ER -