@phdthesis{katalog6153, year = {2021}, title = {METAFORA EKLESIOLOGI GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR DALAM KONTEKS PERDAGANGAN MANUSIA DARI PERSPEKTIF TEOLOGI PRAKTIS}, author = {Ester Mariani 57140005}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, month = {July}, abstract = {Disertasi ini merupakan suatu studi terhadap operasional metafora eklesiologi Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) sebagai keluarga Allah (family Dei) dalam konteks persoalan perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timor (NTT). Studi ini bertujuan menguji metafora eklesiologi keluarga Allah terhadap konteks real yang dihadapi gereja saat ini yaitu perdagangan manusia. Apakah eklesiologi keluarga Allah operasional dalam konteks perdagangan manusia? Evaluasi kritis dilakukan terhadap praksis relasi, misi dan kepemimpinan dalam pelayanan dan struktur gereja dengan menggunakan perspektif teologi praktis. Disertasi ini lahir dari keprihatinan akan praksis gereja terhadap fenomena perdagangan manusia di wilayah NTT sebagai wilayah darurat perdagangan manusia. Eklesiologi sebagai teori tentang gereja selalu muncul dari dalam komunitas iman dengan konteks yang partikular dan spesifik yang dibentuk oleh, dan melalui pemikiran. Oleh karena itu eklesiologi sebagai teori tentang gereja ditemukan di dalam komunitas iman, di dalam praksis dari gereja. Eklesiologi tidak hanya datang dari gereja, ia juga membentuk dan mengubah gereja. di sini secara integral berkaitan dengan praksis gereja. Teologi praktis sebagai perspektif dalam studi ini merupakan suatu refleksi kritis teologis terhadap metafora eklesiologi dalam praksis gereja ketika berinteraksi dengan praktek dunia untuk memastikan bahwa gereja tetap setia berpartisipasi pada misi berkelanjutan dari Allah Tritunggal di dunia, kepada dunia dan untuk dunia. Untuk memenuhi tujuan studi ini, digunakan metodologi teologi praktis (Swinton and Mowat. 2006) dan Spiral teologi - praktis yang dikembangkan Wijsen (Frans Wijsen. 2015) dengan empat tahap yang menjadi struktur kesatuan kajian dalam disertasi ini. Tahap pertama adalah insertion, atau situasi awal konteks yang memerlukan refleksi dan perubahan kritis. Tahap kedua, dilakukan dialog teoritis dengan sumber-sumber ilmu pengetahuan yang menolong untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dari situasi. Tahap ketiga, dalam spiral teologis-praktis adalah mengevaluasi praktis yang telah diteliti dan dianalisis pada tahap sebelumnya dengan melakukan konfrontasi atau melihat korelasi di antaranya. Pada tahap terakhir, merupakan suatu upaya merumuskan praktis yang direvisi, suatu inovasi praktis sebagai perancanaan pastoral, suatu pemberdayaan komunitas. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan pada GMIT di wilayah Klasis Amanatun Selatan, kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), propinsi NTT. Narasumber informasi adalah pimpinan gereja pada tingkat sinode dan klasis, pendeta, majelis jemaat, jemaat, pemerintah, pimpinan dan aktivis lembaga swadaya masyarakat pemerhati persoalan perdagangan manusia di NTT. Studi ini menemukan bahwa, metafora dapat dijadikan sarana mengekspresikan konsep abstrak tentang gereja atau eklesiologi dalam suatu konteks partikular. Namun satu metafora tidak mampu memuat semua realitas makna gereja. Untuk itu diperlukan metafora yang lain lagi untuk mengekspresikan makna yang belum terakomodir di dalam metafora sebelumnya. Suatu metafora mesti bersifat kontekstual. Teologi praktis menjadi paradigma hermeneutis yang dapat digunakan untuk menginterpretasi praktek suatu metafora eklesiologi dalam kehidupan keseharian gereja pada suatu konteks tertentu. Penemuan berikut dari studi ini adalah praktis metafora eklesiologi GMIT sebagai keluarga Allah dalam kehidupan keseharian gereja dengan konteks perdagangan manusia belum operatif dan tidak memadai. Metafora eklesiologi GMIT sebagai keluarga Allah dibangun untuk menjawab konteks keberagaman geografis, kultural dan nilai-nilai yang ada di dalam GMIT, bukan untuk menjawab persoalan sosial yang dihadapi GMIT. Untuk itu perlu membangun dan mengembangkan suatu metafora eklesiologi operatif yang relevan dalam konteks perdagangan manusia di NTT. Berdasarkan temuan-temuan tersebut pada langkah keempat spiral teologi praktis dalam studi ini dibangun sebuah metafora eklesiologi baru dan refleksi teologis atas perdagangan manusia sebagai revisi atas evaluasi praktis metafora eklesiologi GMIT sebagai keluarga Allah dalam konteks perdagangan manusia. Pemikiran ini merupakan usulan kepada Gereja Masehi Injili di Timor sebagai suatu aksi pastoral bagi pemberdayaan komunitas. Kata-kata kunci: eklesiologi, gereja, metafora keluarga Allah, teologi praktis, perdagangan manusia.}, keywords = {Eklesiologi, Gereja, Metafora keluarga Allah, Teologi praktis, Perdagangan manusia.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/6153/} }