%0 Thesis %9 Bachelor %A 01140028, TRIANAKE SETIAWAN %B Teologi %D 2018 %F katalog:567 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Sastra, Manusia, Paradoks, Pengalaman Religius, Agama, Teologi Kontekstual, Spiritualitas, Religiositas, Eksistensialisme, Indonesia, Kekerasan, Transformasi. %P 144 %T SASTRA DAN TEOLOGI: OLAHAN PEMIKIRAN AYU UTAMI DAN Y.B. MANGUNWIJAYA SEBAGAI UPAYA PENDEKATAN TEOLOGIS TERHADAP KARYA SASTRA %U https://katalog.ukdw.ac.id/567/ %X Melihat konteks Indonesia saat ini, tak dapat dipungkiri masih terdapat banyak kekakuan dan kekerasan yang terjadi atas nama agama dan rasio secara ekstrem. Padahal, di dalam dunia posmodern ini, keseimbangan yang berasal dari semangat hakikat interkoneksi seharusnya dilakukan sehingga perkembangan manusia menjadi utuh. Semangat yang demikianlah yang tertuang dalam banyak karya sastra yang menggambarkan sikap paradoks manusia eksistensial dan transenden. Ayu Utami dan Y.B. Mangunwijaya adalah dua tokoh Indonesia yang mengangkat sastra dan teologi yang sesungguhnya saling berhubungan dan memiliki andil dalam upaya pembongkaran kekerasan serta transformasi manusia Indonesia dan juga manusia global. Ayu Utami dengan Spiritualisme Kritis mencoba mengenalkan sastra dengan kekuatan mediumnya yakni bahasa untuk mengembangkan manusia Indonesia tidak hanya melalui rasio atau pengetahuan melainkan melalui keimanan dan hal yang spiritual secara seimbang. Upaya yang dinyatakan oleh Utami dapat disebut sebagai salah satu jalan religiositas (spiritualitas) yakni upaya pertanggungjawaban secara rasional atas hal-hal spiritual. Memiliki semangat yang sama, Y.B. Mangunwijaya memperkenalkan sastra sebagai pengembangan religiositas (pengalaman religius yang memunculkan penghayatan mendalam) manusia Indonesia. Bagi Mangunwijaya, religiositas sejajar dengan perikemanusiaan dan dapat menyadarkan manusia akan sikap kekakuan atau kekerasan yang ia laksanakan kepada sesamanya. Penulis memakai pemikiran dua tokoh ini untuk mengangkat hubungan sastra dan teologi serta mengolah pemikiran dua tokoh menjadi suatu pendekatan teologis (kontekstual model transendental dari Stephen B. Bevans) terhadap sastra dengan maksud mengenalkan suatu metode pengahayatan religius yang tidak melupakan kemanusiaan sebagai dasar pergumulan yang eksistensial dan transenden. Pendekatan teologis dilakukan kepada karya sastra sebagai suatu pengakuan bahwa sastra menyimpan bentangan sejarah serta gambaran perkembangan kehidupan manusia sejarah (yang mengenal tulisan) yang dapat dijadikan suatu sumber penghayatan manusia. Di samping itu, bidang teologi juga diperkaya dengan perspektif sastra sebagai salah satu sumber berteologi atau loci theologici yang mengandung berbagai pergumulan pengalaman manusia saat ini. Kandungan sastra yang demikian memperkaya bidang teologi terutama teologi kontekstual.