%0 Thesis %9 Thesis (S2) %A 50120321, Ira Imelda %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Magister Ilmu Teologi %D 2014 %F katalog:5554 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Diskriminasi, Moralitas, Stigma, Feminis %P 129 %T SPIRITUALITAS PEREMPUAN PEKERJA SEKS: TINJAUAN SPIRITUALITAS FEMINIS TERHADAP SPRITUALITAS PEREMPUAN PEKERJA SEKS DI DS %U https://katalog.ukdw.ac.id/5554/ %X Tesis ini adalah merupakan hasil penelitian mengenai spiritualitas perempuan pekerja seks di DS, Bandung. Secara umum, para perempuan pekerja seks dianggap sebagai para pendosa karena menjadikan kehidupan seksualnya sebagai cara untuk mendapatkan uang. Bagi masyarakat, hubungan seksual yang didasarkan atas imbalan, baik berupa uang maupun barang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap aturan-aturan agama. Karena itu, masyarakat secara umum telah meyakini bahwa perempuan pekerja seks adalah perempuan-perempuan yang tidak bermoral dan tidak memiliki spiritualitas. Akibatnya, berbagai bentuk kekerasan dan tindakan diskriminatif yang dilakukan terhadap pekerja seks dianggap sebagai tindakan yang wajar dan diperlukan dalam rangka menobatkan mereka. Dengan menggunakan teori spiritualitas feminis sebagai alat analisis terhadap narasi hidup para perempuan pekerja seks, ternyata para perempuan pekerja seks juga memiliki moralitas dan spiritualitas. Hasil penelitian menunjukkan ada empat bentuk spiritualitas perempuan pekerja seks, yaitu spiritualitas pengorbanan diri, spiritualitas bertahan, spiritualitas belas kasih (compassionate spirituality), dan spiritualitas harapan dan ketakutan (the spirituality of hope and fear). Keempat spiritualitas inilah yang mewarnai kehidupan para perempuan pekerja seks tersebut. Spiritualitas yang sarat dengan nuansa pengorbanan diri ini, di satu sisi merupakan kekuatan dari spiritualitas perempuan, namun di sisi lain tetap perlu dikritisi karena bisa juga menghancurkan perempuan atau menempatkan perempuan dalam situasi penindasan yang baru. Oleh karena itu, perlu juga adanya pengembangan bentuk spiritualitas lain, yang menjadi penyeimbang dalam kehidupan perempuan yaitu spiritualitas yang memerdekakan. Spiritualitas perempuan seharusnya tidak hanya dibentuk dan dikondisikan untuk mengorbankan dirinya bagi orang lain. Para perempuan juga perlu melihat bahwa mereka juga memiliki hak untuk hidup dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.