TY - THES ID - katalog5543 N2 - Latar Belakang: Populasi orang lanjut usia di Indonesia terus bertambah. Lansia diharapkan tetap hidup aktif, sehat dan mandiri. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan disabilitas dengan identifikasi faktor risiko yang dapat diubah terhadap terjadinya kelemahan yang mengarah pada disabilitas. Penelitian dilakukan bersama secara internasional termasuk di Yogyakarta oleh Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).Dalam penelitian ini, kelemahan fisik ditinjau dari kekuatan berjalan (Get?Up?and?Go Test), tingkat kelelahan (The Borg Scale) dan keseimbangan tubuh (Berg Balance Test). Untuk mendeteksi penurunan fungsi kognitif digunakan kombinasi antara Mini Mental State Examination (MMSE) danHopkins Verbal Learning Test (HVLT). Selain itu juga disertakan pengukuran Activities of Daily Living (ADL) dan Instrumental Activities of Daily Living (IADL) untuk meninjau kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari. Tujuan: 1. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kelemahan fisik dengan status mental yang terjadi pada lansia di Dusun Gampingan, Kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta.2. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas sehari-hari dengan kelemahan fisik dan status mental. 3. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan status mental (HVLT). Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari 30 lansia ?60 tahun melalui kuesioner, test dan pengukuran tubuh. Desain penelitian ini adalah cross?sectional dimana data diambil satu kali pada suatu waktu tertentu. Untuk menganalisis data digunakan metode analisis korelasi dan regresi. Hasil: Hubungan antara kelemahan fisik dengan status mental tidak signifikan, tetapi ada hubungan yang konsisten dimana seseorang dengan kondisi fisik yang lebih baik status mentalnya juga lebih baik. Hubungan antara kelemahan fisik dengan ADL tidak signifikan, tetapi dengan IADL signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa IADL lebih sensitif untuk pemeriksaan kelemahan fisik. BERG dapat dijadikan prediktor kemandirian subyek dalam melakukan aktifitas sehari-hari, sementara GUG dapat dijadikan prediktor kemandirian subyek dalam melakukan aktifitas sehari-hari yang menggunakan alat. Hubungan antara HVLT dan MMSE dengan IADL signifikan,lansia dengan status mental yang lebih baik akan lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang menggunakan peralatan. Selain itu HVLT dan MMSEdapat dijadikan prediktor kemandirian seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari yang menggunakan alat. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan HVLT dengan mengontrol umur tidak signifikan sementara dengan MMSE sangat signifikan. Y1 - 2014/11// TI - HUBUNGAN KELEMAHAN FISIK DAN STATUS MENTAL PADA ORANG LANJUT USIA DI DUSUN GAMPINGAN, KECAMATAN WIROBRAJAN, YOGYAKARTA EP - 62 UR - https://katalog.ukdw.ac.id/5543/ M1 - skripsi AV - restricted PB - Universitas Kristen Duta Wacana KW - Lansia KW - Kelemahan fisik KW - Status mental A1 - 41100083, Ferni ER -