eprintid: 5484 rev_number: 14 eprint_status: archive userid: 232 dir: disk0/00/00/54/84 datestamp: 2021-06-08 01:00:52 lastmod: 2021-06-08 01:00:52 status_changed: 2021-06-08 01:00:52 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: repository@staff.ukdw.ac.id creators_name: 50110306, Melinda Siahaan creators_id: ficamelinda@gmail.com contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_name: Natar, Asnath Niwa contributors_name: Banawiratma, J.B. corp_creators: Universitas Kristen Duta Wacana title: PERFORMATIVITAS GENDER : KAJIAN KRITIS PEMIKIRAN JUDITH BUTLER DALAM KONTEKS PLURALISME GENDER DAN RELEVANSINYA BAGI GEREJA DI INDONESIA ispublished: pub subjects: BL subjects: BR subjects: HM subjects: HN divisions: ilmu_teologi full_text_status: restricted keywords: Gender, Pluralisme, Gereja abstract: Realita pluralisme gender yang dimiliki dalam budaya Indonesia dan juga terus bermetamorfosa dalam realita LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseks, Queer) adalah fenomena yang tidak hanya dijumpai dalam kehidupan masyarakat melainkan juga yang hadir dalam gereja. Sikap permusuhan terhadap realita tersebut yang terlontar melalui khotbah-khotbah mimbar maupun yang terdengar dari kisah-kisah pengalaman kaum LGBTIQ, menghantarkan saya untuk mengkaji pemahaman gender seperti apa yang telah ada dalam tubuh gereja dan pemahaman yang bagaimana semestinya dimiliki gereja menghadapi realita pluralisme gender yang ada. Kajian gender ini berjumpa dengan pemikiran Judith Butler yang membongkar paradigma gender khususnya yang telah dilakukan oleh para feminis, yang secara tajam melakukan pemilahan antara seks (sebagai kodrat) dan gender (sebagai konstruksi). Dalam pemilahan tersebut, yang dipahami sebagai seks sebenar-benarnya adalah gender itu sendiri, sebab jika seks laki-laki dan perempuan dikatakan kodrat dengan segala kriteria yang mengikutinya, bukankah kriteria tersebut juga adalah konstruksi, sebagaimana gender juga dipahami konstruksi. Teori performativitas gender memperlihatkan bagaimana diskursus maupun tindakan yang terus dilakukan oleh masyarakat secara berulang-ulang menghasilkan pengertian tentang seks dan gender baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Proses materialisasi gender yang selama ini dilakukan berada dalam sistem hegemoni heteroseksual, sehingga jika gender seseorang keluar dari norma sosial yang berlaku, dikatakan menyimpang. Inilah kekerasan gender dari hasil konsepsi performativitas yang tunduk pada hegemoni tertentu. Untuk itu dibutuhkan proses negosiasi terhadap norma-norma sehingga menghasilkan performativitas gender yang lebih terbuka dan tanpa kekerasan. Teori performativitas gender memperlihatkan bahwa gender terjadi karena proses materialisasi dan konstruksi. Pertanyaan yang muncul bagaimana konsep ini diperjumpakan dengan realita di Indonesia yang sangat ketat memandang persoalan seks dan gender dari perspektif agama, bahwa itu semua berasal dari Pencipta? Teori ini pun harus didialogkan dalam konteks tersebut, sehingga tesis ini menawarkan pentingnya ruang bagi pemaknaan gender berdasarkan pengalaman individu gender. Hal yang ditolak yakni jika gender dipahami sebagai hanya sebagai hal natural, artinya Tuhan hanya mencipta laki-laki dan perempuan. Pengalaman individu yang memiliki gender berbeda dari dua gender yang dipahami masyarakat, adalah kisah-kisah penting yang perlu ditempatkan dalam proses berteologi gender. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memperkuat pengetahuan bagi gereja mengenai teori gender yang telah dianalisa dari perspektif science. Tesis ini menghasilkan tiga paradigma dalam memahami konsep pluralisme gender, yakni dari teori performativitas, pengalaman individu, serta subyek dan ruang nomad (pengaruh science dan teknologi). Inilah cara baru bagi gereja untuk berteologi gender. Jadi gender dapat dipahami sebagai: ada orang yang terlahir dengan gender tertentu, ada orang yang gendernya dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, dan ada orang yang memahami gendernya untuk mengabdikan diri bagi pelayanan pada Allah. Gereja sudah harus peka dan menampakkan keberpihakannya pada realita pluralisme gender yang ada, sebagaimana Kristus pun menerima siapa saja dalam pelayanan-Nya. date: 2013-11 date_type: published pages: 127 institution: Universitas Kristen Duta Wacana department: Magister Ilmu Teologi thesis_type: masters thesis_name: other citation: 50110306, Melinda Siahaan (2013) PERFORMATIVITAS GENDER : KAJIAN KRITIS PEMIKIRAN JUDITH BUTLER DALAM KONTEKS PLURALISME GENDER DAN RELEVANSINYA BAGI GEREJA DI INDONESIA. Masters thesis, Universitas Kristen Duta Wacana. document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/5484/2/50110306_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/5484/3/50110306_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf