@phdthesis{katalog4923, month = {June}, author = {SARIAHMA DEBORA 01052047}, year = {2011}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, title = {PENDAMPINGAN DAN KONSELING PASTORAL BAGI DIFABEL NON BAWAAN}, keywords = {Konseling pastoral, Difabel}, abstract = {Setiap orang tentu mendambakan dirinya terlahir dengan sempurna secara fisik, yaitu memiliki paras wajah serta bentuk tubuh yang indah, kulit yang mulus, rambut yang bagus, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat pada umumnya, inilah yang disebut kesempurnaan, bahkan lebih dari itu, setiap manusia tentu tidak mengharapkan terlahir dalam keadaan tidak ?normal?. Menurut ukuran manusia, yang dikatakan ?sempurna? adalah mereka yang memiliki panca indera juga anggota tubuh yang lengkap tanpa kekurangan sesuatu apapun. Padahal di sisi lain, ada begitu banyak manusia yang terlahir dengan keadaan tidak ?sempurna?, tanpa tangan atau kaki untuk berjalan, tidak dapat melihat maupun mendengar, bahkan tidak dapat diajak berkomunikasi dengan baik seperti manusia pada umumnya. Di sisi lain, ada banyak pula orang yang terlahir dengan ?sempurna?, namun pada akhirnya harus menjadi ?tidak normal?. Dalam penulisan ini, akan membahas tentang mereka yang terlahir dengan memiliki anggota tubuh yang lengkap tidak kekurangan sesuatu apapun, namun karena peristiwa gempa bumi, harus menjadi seorang difabel seumur hidupnya yaitu menjadi lumpuh permanen karena mengalami cedera sumsum tulang belakang. Mereka tentu mengalami krisis dalam empat aspek kehidupannya, yaitu secara fisik, sosial, mental dan spiritual. Oleh sebab itu dibutuhkan pendampingan untuk menolong mereka mengeluarkan semua pergumulan dan mengelolanya, sehingga diharapkan terjadi suatu pemulihan dalam kehidupannya yang sudah menjadi ?berbeda?. Dalam Kitab Kejadian, dikatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Mereka yang terlahir sempurna dengan segala macam keindahan yang ada pada dirinya, maupun yang tidak memiliki fungsi tubuh lengkap adalah sama hakekatnya sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, diharapkan kepada semua manusia untuk dapat saling menghargai dan tidak memandang sebelah mata kepada para difabel yang hanya berbeda secara fisik dan kemampuan. Di sisi lain, para difabel akan semakin semangat dalam menjalani kehidupannya dengan tidak merasa rendah diri di hadapan sesamanya, karena mereka telah melewati suatu proses dalam pendampingan yang mereka terima.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/4923/} }