%K Jemaat, Partisipasi, Pembangunan jemaat %T PARTISIPASI ANGGOTA JEMAAT DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN RAWAMANGUN PADA IBADAH HARI MINGGU DAN KEGIATAN-KEGIATAN KATEGORIAL : DITINJAU DARI TEORI JAN HENDRIKS YANG BERFOKUS PADA UNSUR IKLIM %A PRISKA NATALIA BR SEMBIRING 01041987 %X Kehidupan di kota saat ini mulai dipenuhi dengan aktivitas yang semakin padat dan fasilitas yang memadai. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri oleh gereja-gereja yang ada di perkotaan. Salah satunya adalah Gereja Batak Karo Protestan1 (GBKP) Rawamangun. Keberadaan GBKP Rawamangun dalam konteks perkotaan ini ternyata tidak dapat dilepaskan dari keberadaan gereja lain. Hal ini seolah menjadi “tawaran” bagi anggota jemaat untuk bebas memilih ke gereja manapun mereka dapat beribadah dengan nyaman, tidak terkecuali bagi anggota jemaat GBKP Rawamangun. Fenomena tersebut nampak ketika penulis menjalani stage di GBKP Rawamangun selama 6 bulan, tepatnya pada tahun 2009. Penulis melihat terjadinya penurunan partisipasi anggota jemaat pada ibadah hari Minggu serta kegiatan-kegiatan kategorial lainnya. Penulis kemudian mempertanyakan apakah benar penurunan partisipasi anggota jemaat GBKP Rawamangun ini memang dipengaruhi oleh keberadaan gereja lain ataukah pengaruh faktor yang lain? Berangkat dari kenyataan ini penulis kemudian tertarik untuk menggali lebih dalam lagi mengapa sebagian anggota jemaat Gereja Batak Karo Protestan lebih senang beribadah ke gereja lain daripada di GBKP? Kepuasan apa yang mereka dapatkan di gereja lain dan yang tidak didapatkan di GBKP? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada akhirnya membawa penulis sampai pada kelima unsur jemaat vital yang disajikan oleh Jan Hendriks. Apakah penurunan partisipasi anggota jemaat GBKP Rawamangun memang dipengaruhi oleh faktor iklim, kepemimpinan, struktur, identitas serta tujuan dan tugas GBKP itu sendiri? 2 Pembaharuan apa yang harus dilakukan oleh GBKP Rawamangun agar anggota jemaat merasa nyaman untuk tetap beribadah di GBKP? %L katalog4705 %D 2011 %I Universitas Kristen Duta Wacana