@phdthesis{katalog4448, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, month = {November}, title = {PANDANGAN WARGA GMIT GUNUNG ZALMON TERHADAP AGAMA-AGAMA LAIN. DITINJAU BERDASARKAN MODEL-MODEL TEOLOGI AGAMA-AGAMA PAUL F. KNITTER}, year = {2017}, author = {THERESIA DIMA 01120034}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/4448/}, abstract = {Indonesia adalah merupakan negara yang memiliki keberagaman. Dalam hal suku, bahasa, budaya, dan agama. Agama Kristen tentunya merupakan salah satu unsur yang membentuk keberagaman agama. Sebagai subjek, kekristenan juga perlu memiliki sikap terbuka terhadap realitas keberagaman itu. Oleh karena itu agama Kristen perlu mencari dasar-dasar untuk memupuk sikap demikian. Dan dalam hal ini ungkapan sikap kekristenan terhadap agama-agama lain terwujud dalam bangunan teologi agama-agama. Pertanyaanya kemudian adalah: Teologi agama-agama macam apa yang dibangun dan dihayati oleh umat Kristen dalam perjumpaan sehari-hari dengan agama lain? Di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, terdapat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Gunung Zalmon yang mana telah mengalami perjumpaan dengan budaya atau agama yang sebelumnya telah ada di sana, seperti misalnya perjumpaan gereja dengan agama Islam dan juga Katolik. Perjumpaan tersebut memunculkan relasi antara Islam, Katolik dan Protestan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam pekerjaan atau bertetangga. Oleh karena penting untuk membangun relasi yang sehat antar agama-agama yang ada di Labuan Bajo. Gereja yang menjadi bagian dari masyarakat yang plural ini wajib untuk menjaga keberagaman yang dalam konteks pluralism yang ada di Labuan Bajo. Untuk membangun relasi yang sehat diperlukan media. Salah satu media yang dapat dipakai untuk menjaga relasi tersebut adalah dengan berdialog. Gereja khususnya GMIT Gunung Zalmon tidak perlu untuk takut dalam berdialog karena dialog adalah membangun keutuhan bangsa dalam keberagaman}, keywords = {Keberagaman, pluralisme, GMIT Gunung Zalmon, perjumpaan Islam,Katolik dan Protestan, membangun relasi yang setara, keterbukaan, dialog antar-agama} }