%D 2012 %L katalog4408 %T STUDI METAFORA ALLAH SEBAGAI IBU DAN SINGA DALAM HOSEA 11:1-11 : INTERAKSI ANTARA ALLAH YANG PENUH CINTA DAN MENAKUTKAN %K Gambaran Allah, Hosea, Konstektual %X Di dalam kekristenan, adalah hal yang umum atau bahkan mungkin baku bahwa Allah disebut atau digambarkan secara lebih maskulin dan stagnan, yaitu sebagai seorang Bapa. Hal ini dapat dimaklumi karena Alkitab kita terdapat banyak penggambaran yang demikian, bahkan Yesus sendiri memanggil Allah juga dengan sebutan Bapa. Meskipun demikian, di dalam Alkitab juga terdapat penggambaran-penggambaran Allah yang kaya. Namun sejak munculnya bahasa tentang Allah yang kemudian dijadikan sebuah rumusan, ada kecenderungan bagi kita untuk menggambarkan Allah itu menjadi lebih sedikit atau jauh berkurang dari penggambaran Allah yang kaya yang terdapat di dalam Alkitab. Selain itu, penggunaan bahasa yang cenderung maskulin itu kepada Allah, pada akhirnya tidak lagi dilihat secara metaforis, melainkan cenderung literal. Jika diartikan secara literal, maka Allah kemudian lebih tepat diimajinasikan atau digambarkan sebagai laki-laki, sehingga kata-kata yang menunjuk kepada Allah itu akan kehilangan banyak dimensi metaforisnya. Penelitian ini memakai pendekatan bahasa, yaitu metafora. Kita membutuhkan metafora pada saat kita berhadapan dengan pertanyaan yang tidak bisa kita jawab dengan tepat. Metafora mendeskripsikan sesuatu, dengan sesuatu hal yang lain. Saat kita menyamakan A dengan B, tapi kita sesungguhnya tahu bahwa B bukanlah A. Penelitian ini kemudian mencoba mencari bahasa tentang Allah (God-talk) yang inklusif, yaitu dengan menggali kembali kekayaan metafora-metafora Allah yang terdapat di dalam Alkitab, terkhusus di dalam Perjanjian Lama. Teks yang kemudian dipilih adalah Hosea 11:1-11. Di Hos 11:1-11, terdapat penggambaran metafora Allah sebagai orang tua. Di situ, Allah terbuka diartikan secara inklusif sebagai Bapa maupun Ibu. Namun para penafsir pada umumnya cenderung untuk menafsirkannya sebagai Bapa. Namun ada satu lagi metafora Allah yang patut untuk diperhatikan di sana, yaitu Allah dimetaforkan sebagai singa. Sarah J. Dille dalam disertasinya menemukan bahwa metafora Allah sebagai orang tua, tidak pernah memiliki arti yang tunggal. Ia sangat bergantung dari interaksi metafora yang mengikutinya. Untuk itu, kita dapat bertanya, “Mengapa Hosea memakai kedua metafora Allah sebagai orang tua dan singa dalam menyampaikan pesannya?” Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, penulis menemukan bahwa dari interaksi kedua metafora tersebut, terbuka kemungkinan penafsiran bahwa Allah dapat dimetaforkan sebagai Ibu. %I Universitas Kristen Duta Wacana %A KUKUH AJI IRIANDA 52080036