%I Universitas Kristen Duta Wacana %L katalog4405 %D 2012 %T PROGRAM UP2M GPIB : SEBUAH UPAYA MENJADI BERKAT BAGI SEMUA %K GPIB, Gereja bagi sesama %X Berangkat dari realitas Asia termasuk Indonesia yang mempunyai ciri pluralitas beragama dan kemiskinan yang menonjol, banyak pihak kemudian menyadari bahwa dialog pada akhirnya menjadi suatu kebutuhan yang tak terhindarkan. Kedua konteks yang ada secara bersamaan mendapat perhatian dari para teolog seperti Knitter, A.Pieris, E.G. Singgih dan Widyatmadja. Mereka setuju jika ruang dialog antar umat beragama menjadi suatu wadah kebersamaan dalam menangani persoalan-persoalan sosial seperti kemiskinan dan ketidakadilan. Dialog antaragama tidak lagi berkutat di seputar dogma dan hanya oleh para cendekiawan melainkan hal hal praksis yang kena mengenai dengan lokus riil dengan tempat kemiskinan dan ketidakadilan terjadi. GPIB dengan program UP2M yang diselenggarakan di Pos-pos Pelkes dapat menjadi sebuah lokus riil dalam mewujudkan tujuan mulia, ketika gereja hendak menyikapi kedua konteks di atas. Bukan hanya hal meningkatkan perekonomian jemaat dan masyarakat saja yang menjadi perhatian melainkan di dalam pelaksanaannya GPIB dapat memberi ruang dialog antarumat beragama sebagai wadah kerjasama antariman dalam bertanggungjawab mewujudkan kesejahteraan bersama. Seiring dengan pemberian makna baru Pekabaran Injil dengan istilah Pelkes (Pelayanan dan Kesaksian) GPIB, yang merupakan sebuah istilah di mana tidak hanya bermakna sebagai tempat beribadah atau wadah persekutuan saja. Melainkan dalam interaksi antara jemaat dengan sesama yang beragama lain, di sana GPIB mengupayakan pola pemberdayaan bagi mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Nampak di sini pola pengagungan gereja sebagai pusat (eklesiosentris) bergeser ke arah yang lebih luas menjadi gereja yang bergerak menuju soteriosentris atau kingdomsentris demi kesejahteraan manusia dan lingkungan hidup. %A WIWIK KRISTIANI 50100265