@phdthesis{katalog4399, year = {2012}, title = {NABI NGISA IKU ATMAJENG HYANG AGUNG : SEBUAH TINJAUAN IDEOLOGIS TERHADAP KONSEP KE-ANAK-ALLAH-AN NABI ISA DALAM SERAT CENTHINI DAN RELEVANSINYA BAGI KONTEKS MULTIKULTUS INDONESIA}, author = {WAHYU PURWANINGTYAS 50090245}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, month = {November}, keywords = {Centhini, Nabi Isa}, abstract = {Tesis ini berisi tentang kritik ideologis terhadap konsep ke-Anak-Allah-an Nabi Isa dalam Serat Centhini. Kritik ini dipilih sebagai metode yang dipakai untuk menganalisa Serat Centhini karena pada kenyataannya dalam sebuh karya sastra ada hal yang tersirat dalam hal yang tersurat; atau ada hal yang tidak dikatakan di dalam hal yang dikatakan. Berdasarkan pemahaman yang demikian maka dalam menganalisa Serat Centhini khususnya dalam teks yang berisi konsep ke-Anak-Allah-an Nabi Isa, penulis bukan hanya menganalisa teks, tetapi juga menganalisa hasil pembacaan terhadap teks tersebut. Semua itu dilakukan supaya ideologi yang melatarbelakangi pengarang/penulis/redaksi teks; ideologi yang melatarbelakangi pembaca (penafsir) teks; ideologi yang hendak dibentuk melalui teks; dan ideologi yang hendak dibentuk atau dihasilkan oleh suatu tafsir teks, dapat diungkap dengan terbuka. Demi melakukan analisa seperti tersebut di atas, maka penulis bukan hanya mengupayakan teks Serat Centhini dalam bentuk yang sudah diterjemahkan, tetapi juga mengupayakan teks yang masih asli. Selain itu, penulis juga mengupayakan berbagai hasil pembacaan atau penafsiran atasnya. Berdasarkan analisa yang sudah penulis lakukan, dapat diketahui bahwa penulisan konsep ke-Anak-Allah-an Nabi Isa dalam Serat Centhini tidak bisa dilepasakan dari upaya penulis Serat Centhini yaitu Pakubuwana V dalam mempromosikan konstruksi sosial dan ideologi yang dirasa tepat bagi konteks multikultur yang dihadapi masyarakat Jawa pada saat itu. Sebuah ideologi yang kemungkinan besar bisa diterapkan juga dalam konteks bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan keberagaman yang ada dalam hidup masyarakat Indonesia juga sudah mengarah dalam konteks yang multikultur. Terkait dengan hal yang seperti itu maka penulis berharap melalui tesis ini usaha-usaha untuk menemukan jalan keluar dalam menata kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultur bisa sedikit banyak mendapatkan jawabannya. Ini dikarenakan upaya tersebut sebenarnya bukan hanya diusahakan pada jaman sekarang saja, tapi juga sudah dikerjakan sejak jaman raja-raja. Sebuah upaya yang tidak hanya diperlihatkan dalam bentuk retorika politik, tetapi juga yang bisa dikomunikasikan dengan indah dalam bentuk karya sastra.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/4399/} }