eprintid: 4384 rev_number: 12 eprint_status: archive userid: 27 dir: disk0/00/00/43/84 datestamp: 2020-10-26 04:26:58 lastmod: 2021-06-04 03:20:58 status_changed: 2020-10-26 04:26:58 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: repository@staff.ukdw.ac.id creators_name: 57150004, Bangun Sitohang creators_id: wakeupsitohang72@gmail.com contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_name: TRIDARMANTO, YUSAK contributors_name: RADJAGUKGUK, ROBINSON corp_creators: Universitas Kristen Duta Wacana title: HALOM SEBAGAI RUMAH BERSAMA SEGALA CIPTAAN (ANALISIS HERMENEUTIK EKOLOGIS TENTANG KOSMOS DALAM SELOKO ADAT ORANG RIMBA DI TEBO DAN MARKUS 16:15B) ispublished: pub subjects: BR subjects: BS subjects: BT divisions: doctor_teologi full_text_status: restricted keywords: Eko-teologi, perspektif ekologis, hermeneutik ekologi, interpretasi Markus 16:15 b, halom atau bumi (kosmos), ciptaan, Orang Rimba Tebo abstract: Disertasi ini adalah sebuah interpretasi Perjanjian Baru kontekstual, yang lahir dari keprihatinan terhadap konteks eksploitasi dan kerusakan ekologis yang parah di Kabupaten Tebo Jambi. Kerusakan tersebut terjadi di ruang jelajah orang Rimba yang selama ini tinggal dan memperoleh sumber kehidupan di hutan. Mereka menghidupi budaya lokal untuk melindungi dan melestarikan “halom” (bumi). Membaca pengalaman tersebut, orang Rimba yang arif mengatasi kerusakan ekologis melalui budaya lokalnya, menjadi salah satu sumber berteologi ekologi yang cukup signifikan di masa kini. Dengan hermeneutik ekologi, dilakukan upaya interpretasi Markus 16:15b sebagai teks Alkitab dan seloko adat orang Rimba sebagai teks budaya lokal, untuk menggali dan menemukan makna-makna teks yang terbarukan dan relevan dari kedua teks tersebut untuk konteks kerusakan ekologis. Kemudian, makna-makna yang terkandung di dalam teks tersebut didialogkan secara kritis dalam rangka menggagas ekoteologi kontekstual yang relevan di Kabupaten Tebo. Rangkaian hermeneutik ekologis diawali dari usaha memahami fakta ketidakadilan terhadap halom dan segala ciptaan, menemukan teks Alkitab dan teks budaya lokal, memahami bagaimana teks-teks tersebut memperlakukan halom dan segala ciptaan, menganalisa faktor-faktor penyebabnya, menemukan kembali hak-hak halom dan segala ciptaan di dalam teks yang harus disuarakan melalui pemaknaan teks. Untuk itu, hermeneutik ekologis di sini menggunakan perspektif ekologis yang berorientasi pada keadilan ekologis bagi halom dan segala ciptaan. Dengan perspektif tersebut makna-makna teks yang baru dapat dikemukakan. Penafsiran atas teks Markus 16:15b dan budaya lokal di Tebo menghasilkan ekoteologi “halom” sebagai rumah bersama segala ciptaan” sebagai inti maknanya. Dalam Markus 16:15b peranan “kosmos” dan “segala ciptaan yang ditonjolkan dalam pemberitaan Injil, justru memperlihatkan kepedulian Allah melalui Yesus Kristus terhadap kehidupan dan keutuhan segala ciptaan di alam semesta. Dalam seloko adat Orang Rimba, halom atau bumi memiliki makna simbolik sebagai “rumah (ghumah) bersama” dan “sumber kehidupan”. Pertautan makna kedua teks tersebut melahirkan visi-visi ekoteologi kontekstual di mana bumi dan segala ciptaan dilestarikan melalui penghayatan pada “halom” atau alam semesta sebagai rumah bersama segala ciptaan. date: 2020-09-12 date_type: published pages: 275 institution: Universitas Kristen Duta Wacana department: Doktor Teologi thesis_type: doctoral thesis_name: other citation: 57150004, Bangun Sitohang (2020) HALOM SEBAGAI RUMAH BERSAMA SEGALA CIPTAAN (ANALISIS HERMENEUTIK EKOLOGIS TENTANG KOSMOS DALAM SELOKO ADAT ORANG RIMBA DI TEBO DAN MARKUS 16:15B). Desertations (S3) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana. document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/4384/1/57150004_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/4384/2/57150004_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf