%0 Thesis %9 Bachelor %A 31160036, Irein Kusuma Angreini %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Biologi %D 2020 %F katalog:4123 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K flavonoid, Plumeria alba, skoring eritema, SPF, dan UV filter. flavonoid, scoring erythema, Plumeria alba, SPF, and UV filter. %P 39 %T UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA PUTIH (Plumeria alba Linn.) SEBAGAI UV FILTER %U https://katalog.ukdw.ac.id/4123/ %X Paparan sinar matahari mengandung sinar UV yang berbahaya bagi kulit seperti menimbulkan eritema, penuaan dini maupun kanker kulit, untuk itu diperlukan UV filter. Beberapa UV filter dalam tabir surya komersil menimbulkan efek samping bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, diperlukan alternatif UV filter alami dari tanamanan yang mengandung flavonoid, salah satunya adalah Daun Kamboja (Plumeria alba L). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan flavonoid sebagai UV filter secara in vitro dan in vivo. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 70% dan purifikasi flavonoid digunakan metode cair-cair dengan corong pisah dan pelarut n-heksan. Parameter yang diukur adalah total kandungan flavonoid, nilai SPF, dan penghambatan melanogenesis pada tikus putih yang dipapar sinar matahari melalui skoring gejala klinis. Rendemen hasil purifikasi dari 50g ekstrak kasar menjadi ekstrak murni sebesar 42%. Kandungan flavonoid pada hasil purifikasi (64,4 mg QE/g), lebih tinggi dibanding ekstrak kasar (57,6 mg QE/g). Nilai SPF tertinggi (33,88) pada ekstrak hasil purifikasi konsentrasi 1400mg/ml, sedangkan pada konsentrasi yang sama ekstrak kasar (tanpa purifikasi) menghasilkan nilai SPF yang lebih rendah (33,06). Analisis data nilai korelasi Pearson dengan SPSS sebesar 0,563 menunjukkan adanya hubungan positif yang berbanding lurus antara nilai SPF dan konsentrasi ekstrak. Pengujian in vivo dilakukan dengan skoring gejala klinis dimulai dari angka 0 sampai 4 berdasarkan tingkat keparahan eritema yang terjadi. Setelah 21 hari paparan sinar matahari, kelompok tikus yang mengalami eritema terparah adalah kelompok yang tidak dioles dengan ekstrak murni dengan nilai skoring eritema tertinggi (skor 1,292), sedangkan hasil terbaik adalah kelompok tikus dengan perlakuan pengolesan ekstrak murni hasil isolasi flavonoid 1400mg/ml, ditunjukkan dengan skoring eritema terendah (skor 0,542).