%I Universitas Kristen Duta Wacana %X Konflik antar umat beragama merupakan sebuah permasalahan yang sering kali terjadi dalam sebuah negara yang plural seperti di Indonesia. Apabila kita menelisik sejarah konflik bahkan juga dapat terjadi dalam ranah intern sebuah agama karena adanya perbedaan pendapat, mazhab, aliran, atau pun ajaran. Hal tersebut juga dijumpai dalam kisah kehidupan Syekh Siti Jenar pada masa penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Ajarannya tentang manunggaling kawula Gusti saat itu dianggap sebagai bidah hanya karena berbeda dan dianggap sebagai sebuah ancaman. Namun, dibalik tuduhan tersebut, sesungguhnya ajaran Syekh Siti Jenar mengandung sebuah nilai yang menaruh penghargaan terhadap Liyan. Nilai tersebut dapat dilihat dalam konsep nur Muhammad dan wahdat al-adyan sebagai sebuah sikap yang inklusif-pluralis. Konsep nur Muhammad dan wahdat al-adyan menjadi sebuah cerminan bahwa dalam dialog umat dapat menghargai setiap perbedaan tanpa harus melepaskan identitas dari keyakinan yang dianut. Sikap tersebut dapat ditarik menjadi relevansinya ke dalam kehidupan antar umat beragama di Indonesia. %T SYEKH SITI JENAR DAN LIYAN: AJARAN MANUNGGALING KAWULA GUSTI SYEKH SITI JENAR DAN RELEVANSINYA BAGI DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA %K Siti Jenar, sufisme, manunggaling kawula Gusti, nur muhammad, wahdat al-adyan, dialog %D 2020 %L katalog4075 %A Kris Nur Cahyani 01160013