%A Cynthia Kumala Sari 41160057 %X Pendahuluan: Lanjut usia menurut WHO didefinisikan sebagai seseorang dengan usia 60 tahun ke atas. Di Indonesia, jumlah lanjut usia mengalami peningkatan dari tahun 2010 yaitu 18 juta jiwa (7,56%) dan menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) di tahun 2019. Seiring bertambahnya usia seseorang, fungsi fisiologis juga turut mengalami penurunan akibat proses degeneratif. Penuaan sering diikuti dengan menurunnya kualitas hidup, apalagi bila seorang lanjut usia mempunyai penyakit tertentu yang mengakibatkan ia tidak bisa mandiri. Yang menjadi masalah saat ini adalah bagaimana para lanjut usia dapat melakukan aktivitasnya meski dengan segala kondisi ketidakmandiriannya. Koping (coping) dilakukan seseorang sebagai salah satu bentuk penanganan masalah serta usaha dalam menyeimbangkan emosi dalam situasi tertekan. Strategi koping yang digunakan seseorang sangat memengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan penanganan terhadap sumber permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mekanisme koping lanjut usia yang tidak mandiri di Kelurahan Rejowinangun, Yogyakarta. Metode: Subjek dari penelitian ini adalah warga Kelurahan Rejowinangun yang berusia lebih dari 60 tahun, tidak mandiri menurut kriteria Barthel, dan tidak mengalami gangguan kognitif. Kriteria eksklusi penelitian ini bila seseorang tidak bersedia mengikuti penelitian dan memiliki hambatan berkomunikasi. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview/wawancara mendalam yang didahului oleh proses skrining. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua lanjut usia tidak mandiri di Kelurahan Rejowinangun, Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah lima subjek penelitian. Dari hasil wawancara, dilakukan proses transkrip wawancara dalam bentuk teks secara verbatim dan dianalisis dengan menggunakan thematic framework. Hasil: Mekanisme koping yang dilakukan oleh lanjut usia yang tidak mandiri di Kelurahan Rejowinangun Yogyakarta berupa confrontative coping, seeking social support, planful problem solving, self control, distancing, positive reappraisal, escape/avoidance, dan accepting responsibility. Tidak semua lanjut usia tidak mandiri hanya hidup bergantung pada orang lain, ada di antara mereka yang tidak ingin merepotkan orang lain dan masih produktif. Subjek penelitian yang menderita penyakit lebih dari sepuluh tahun melakukan mekanisme koping yang lebih beragam daripada subjek penelitian lainnya yang menderita penyakit kurang dari sepuluh tahun. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian cenderung lebih banyak menggunakan strategi problem focused coping daripada emotion focused coping. Koping yang dilakukan dipengaruhi oleh berbagai faktor. %I Universitas Kristen Duta Wacana %L katalog3965 %D 2020 %K mekanisme koping, lanjut usia tidak mandiri, kualitas hidup, masalah, emosi %T MEKANISME KOPING LANJUT USIA YANG TIDAK MANDIRI DI KELURAHAN REJOWINANGUN, YOGYAKARTA