%0 Thesis %9 Final Year Projects (S1) %A 41160007, Maria Devita Kumalasari %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Kedokteran %D 2020 %F katalog:3959 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Intensitas Pruritus Uremikum, Lama Hemodialisis, VAS (Visual Analogue Scale) %P 44 %T HUBUNGAN LAMA HEMODIALISIS DENGAN INTENSITAS PRURITUS UREMIKUM PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA %U https://katalog.ukdw.ac.id/3959/ %X Latar Belakang: Gagal ginjal kronik merupakan tahap akhir penyakit ginjal yang ditandai dengan akumulasi toksin, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya sindrom uremikum. Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi pengganti ginjal. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis seringkali mengalami pruritus uremikum, prevalensinya kira-kira 10-85%. Intensitas pruritus yang lebih intensif selama dan setelah dialisis dihubungkan dengan pelepasan sitokin pruritogenik dan meningkatnya kadar histamin serum oleh karena sensitisasi dengan komponen membran dialisis atau heparin yang digunakan. Akumulasi pruritogen selama hemodialisis dapat menginduksi pruritus karena secara lokal memengaruhi reseptor-reseptor dan serabut saraf C yang memediasi sensasi gatal. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan lama hemodialisis dengan intensitas pruritus uremikum (saat ini, pre HD, post HD, saat paling gatal dan saat paling tidak gatal) pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode: Analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penilaian intensitas pruritus menggunakan instrumen VAS (Visual Analogue Scale) dengan 5 waktu pengukuran yaitu saat ini, pre HD, post HD, saat paling gatal dan saat paling tidak gatal. Hasil: Dari 69 responden didapatkan 46,4% responden mengalami pruritus. Pruritus paling banyak terdapat pada kategori lama hemodialisis 7-24 bulan (37,5%). Rata-rata intensitas pruritus saat ini dan post HD lebih tinggi dibandingkan intensitas pre HD. Dari 32 subjek pruritus didapatkan intensitas yang paling banyak adalah derajat ringan dan sedang. Pada hasil analisis Kruskall Wallis diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p<0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara lama hemodialisis dengan intensitas pruritus uremikum pada 5 kelompok waktu pengukuran (saat ini, pre HD, post HD, saat paling gatal dan saat paling tidak gatal). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara lama hemodialisis dengan intensitas pruritus uremikum pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RS Bethesda Yogyakarta.