TY - THES N2 - Keberadaan setiap manusia selalu diiringi dengan sebuah pengakuan akan keberadaan tersebut. Manusia ingin diterima dan diakui di dalam keberadaannya sebagai satu komunitas yang saling melengkapi, khususnya dalam lingkup GKST Shalom. Melengkapi setiap perbedaan yang ada di dalam karakter dan kepribadian setiap individu. Tetapi terkadang perbedaan menjadi pemisah, bahkan membuat seseorang terdiskriminasi oleh suatu keadaan yang dialami. Layaknya kaum difabel mental yang termasuk dalam sekelompok orang yang termarginalkan. Keberadaannya di tengah komunitasnya seolah belum dirasakan. Kehadiran Allah di dalam sebuah dasar teologis oleh Nancy L Eiesland tentang Allah yang tidak sempurna, ikut merasakan dan bertoleransi atas apa yang dihadapi oleh kaum difabel mental. Dasar teologis tersebut menjadi dasar untuk sebuah pendidikan katekisasi yang dapat menjadi sarana penghubung antara kehidupan kaum difabel mental dan kehidupan bergereja. Pendidikan katekisasi yang disesuaikan dengan kemampuan intelegensi kaum difabel mental, dan sesuai dengan perkembangan psikologi berdasarkan teori yang dipakai oleh Yustinus Semiun. UR - https://katalog.ukdw.ac.id/3821/ ID - katalog3821 AV - restricted M1 - skripsi Y1 - 2013/06// A1 - 01082177, SUSANA PITTRIA SINEPA EP - 61 PB - Universitas Kristen Duta Wacana TI - PENDIDIKAN KATEKISASI BAGI KAUM DIFABEL MENTAL DI GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH (GKST) SHALOM KELE'I KW - Pendidikan KW - katekisasi KW - difabel KW - mental KW - sidi KW - perjamuan kudus KW - GKST KW - Yustinus Semiun KW - Nancy L Eiesland ER -