%K Investasi, Tafsir, Perumpamaan, Finansial %T TIDAK CUKUP MENJADI BAIK : STUDI KRITIS PERUMPAMAAN UANG MINA DAN INVESTASI FINANSIAL %X Tesis ini menguraikan usaha membaca teks Alkitab, yaitu perumpamaan uang mina (Lukas 19: 11-27), yang disertai juga dengan usaha mempertemukan hasil pembacaan teks Alkitab tersebut dalam dialog dengan prinsip investasi finansial sebagai konteks masa kini. Investasi pada hakekatnya menginginkan nilai pengembalian sebanyak-banyaknya. Hal ini adalah prinsip dasar investasi yang sejalan dengan hakekat manusia secara umum. Teks perumpamaan uang mina sepertinya mendukung hal ini. Perumpamaan uang mina menceritakan tiga orang hamba yang mendapatkan penugasan untuk mengembangkan uang yang diberikan kepada mereka, dan penilaian terlihat diukur dari keberhasilan mengembangkan uang tersebut. Mereka yang berhasil mengembangkan uang paling banyak dianggap paling baik dalam melaksanakan tugas. Narasi perumpaaan ini mirip dengan hakekat investasi finansial, yaitu mengembangkan sebanyak-banyaknya. Jika perumpamaan uang mina dikaitkan dengan investasi finansial, terdapat beberapa hal menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Pertama, apakah narasi perumpamaan uang mina mendukung prinsip investasi finansial mendapatkan nilai pengembalian sebanyak-banyaknya? Kedua, resiko apakah yang harus ditempuh, mengingat narasi perumpamaan menampilkan hamba ketiga yang dihukum karena tidak berhasil mengembangkan? Ketiga, karena sikap sang tuan menunjukkan adanya imbalan bagi hamba yang berhasil mengembangkan, dan hukuman kepada yang tidak berhasil, apakah perspektif imbalan dan hukuman adalah pesan yang dihantarkan perumpamaan ini? Tiga hal tersebut menjadi perspektif dialog antara perumpamaan uang mina dengan prinsip investasi finansial. Perumpamaan uang mina ditelaah melalui pendekatan kritis-historis dan pendekatan naratif, dimana yang terakhir menjadi titik pijak pendekatan. Prinsip investasi finansial didapatkan melalui investasi instrumen saham yang diperdagangkan secara reguler di pasar modal. Hasil dialog menunjukkan bahwa perumpamaan uang mina tidak dapat dibaca begitu saja secara literal. Jika perumpamaan ini dipahami bersama dengan narasi besar kitab Lukas, pemikiran dari tradisi kekristenan, dan prinsip investasi finansial, hasil dialog menunjukkan bahwa investasi finansial tidak hanya untuk mendapatkan yang terbanyak, namun juga mendapatkan damai sejahtera bagi manusia dan bumi. Terdapat resiko ketika berupaya menghadirkan damai sejahtera. Mengelola resiko menjadi resiko yang diperhitungkan adalah jembatan antara resiko yang terbentang dengan upaya memberikan yang terbaik dalam menghadirkan damai sejahtera. Hasil dialog juga memberikan tawaran perspektif kesetiaan bagi investor yang masih melandaskan tindakan investasinya pada konsepsi imbalan dan hukuman. Perspektif kesetiaan sebagai karakter dan identitas diri, yang inheren dan tidak bergantung pada faktor di luar diri, menjadi tawaran landasan dalam berinvestasi. %A SATRYA HAREFA 52090044 %L katalog3714 %I Universitas Kristen Duta Wacana %D 2012