%0 Thesis %9 Bachelor %A 01092227, AUGUST CORNELES TAMAWIWY-KARUNDENG %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Teologi %D 2014 %F katalog:3702 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Korupsi, Etika, Teologi, Nicanor Perlas, Tiga Pilar Sosiologis, Dietrich Bonhoeffer, Helmut Richard Niebuhr, Tanggung Jawab, Paulus Sugeng Widjaja, Pembentukan Karakter, Kebajikan-kebajikan, Telos, Narasi, Praktik Sosial %P 81 %T MEMUPUK TANGGUNG JAWAB, MELAWAN KORUPSI: SEBUAH TELAAH ETIS-TEOLOGIS TENTANG MAKNA DAN PEMBENTUKAN TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KEBAJIKAN KRISTIANI UNTUK MELAWAN KORUPSI %U https://katalog.ukdw.ac.id/3702/ %X Korupsi sebagai extraordinary crime dan/atau crime against humanity di dalam konteks Indonesia bukanlah sebuah persoalan yang baru. Berbagai pendekatan untuk melawan korupsi dari pilar politik dan pilar ekonomi dilakukan namun pada kenyataannya selalu berujung pada cul de sac. Di pihak lain, jika mengacu pada teori tiga pilar sosiologis Nicanor Perlas maka kita melihat bahwa sebenarnya pilar budaya yang berurusan dengan nilai-nilai kehidupan dalam konteks melawan tindakan korupsi sering terlupakan. Penekanan kembali terhadap pilar budaya menyadarkan bahwa tindakan korupsi merupakan sebuah pengkhianatan terhadap salah satu nilai, yaitu nilai tanggung jawab sebagai kebajikan Kristiani. Oleh sebab itu, makna tanggung jawab sebagai kebajikan Kristiani perlu kembali digali dan dikenali melalui tinjauan etisteologis. Peninjauan secara etis-teologis tentang makna tanggung jawab dengan menimba inspirasi dari Dietrich Bonhoeffer dan Helmut Richard Niebuhr memperlihatkan bahwa makna tanggung jawab sebagai kebajikan Kristiani adalah kemampuan untuk dengan bebas mau mengasihi dan memiliki solidaritas dengan orang-orang yang menderita tanpa membedakan latar belakang mereka, tanpa syarat, tanpa batas, sebagai wujud dari respon manusia terhadap karya Allah di dunia. Dengan mengacu pada teori character formation Paulus Sugeng Widjaja, Gereja sebagai bagian dari bangsa Indonesia dituntut untuk menyatakan perannya mempersaksikan Kristus dengan cara mempelajari dan memupuk kebajikan tanggung jawab, mengorientasikan pembentukan tanggung jawab pada telos, meletakkan pembentukan karakter bertanggungjawab di dalam konteks narasi yang memberi makna pada karakter tanggung jawab dan melatihnya melalui praktik sosial melawan korupsi. Dengan mengupayakan pembentukan karakter bertanggungjawab, Gereja diajak untuk kembali mengenali perannya di tengah konteks korupsi di Indonesia dan melawannya.