%I Universitas Kristen Duta Wacana %L katalog3700 %D 2014 %K konflik, kekerasan, agama, remaja, Sekolah Menengah Pertama, pluralitas, damai, Yogyakarta, Islam, Yesus, anti kekerasan, pendidikan agama, pendidikan transformatif %T PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA DI KALANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS AGAMA DI KOTA YOGYAKARTA %A LUSIA RAHAJENG 01092217 %X Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak agama. Keragaman agama yang ada tidak jarang menimbulkan konflik atas nama agama dalam kehidupan masyarakat. Kota Yogyakarta yang disebut sebagai “city of tolerance” tak luput dengan aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama setiap tahunnya. Masa remaja awal merupakan masa bangkitnya akal, nalar, dan kesadaran diri. Dalam masa ini terdapat energi dan kekuatan fisik yang luar biasa serta tumbuh keingintahuan dan keinginan coba-coba. Bahkan dalam hal agama dan kepercayaan pun remaja sudah mulai ingin mengetahui lebih mendalam akan pengalaman beragama. Sikap untuk menanggapi kekerasan agama yang terjadi dalam lingkup kehidupan sehari-hari masih harus ditingkatkan lagi bagi para remaja yang duduk di Sekolah Menengah Pertama. Remaja harus mendapatkan pendidikan agama yang mampu untuk mengajarkan kepada remaja mengenai prinsip ajaran Islam dan ajaran Yesus untuk menyebarkan perdamaian dan kasih sayang. Alqur’an/ Hadits menegaskan untuk memiliki sikap yang transformatif terhadap kekerasan atas nama agama. Remaja yang memahami anti kekerasan atas nama agama dapat berproses seperti dalam tiga gerakan yang esensial dari pendekatan transformasi sosial yakni melihat, menentukan, dan melakukan aksi sebagai upaya pencegahan bahkan menghilangkan konflik atas nama agama.