%A BUDI LEKSONO 01082203 %D 2014 %X Dalam sebuah budaya dimana pekerjaan menjadi sebuah tanda identitas diri dan sebuah ukuran untuk menghargai diri. Sebab itu ketika seseorang menganggur dapat menjadi sebuah pengalaman yang menghancurkan. Pengalaman sebagai pengangguran adalah ganguan traumatic dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam memberi arti hidup, sebuah rasa tidak berdaya, penolakan social, dan kehilangan harga diri. Perasaan ini sering mendorong seseorang yang tidak bekerja untuk mencari pengasingan atau isolasi diri. Realita ini juga yang dialami oleh pemuda pemudi yang ada GKJW Banyuwangi. Karena itu penyusunan program pengentasan bagi pemuda pengangguran yang dilakukan oleh GKJW Banyuwangi merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap masalah sosial. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan seharihari. Dampak psikologis ini mempunyai efek di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas. Oleh karena itu untuk mengupayakan agar pemuda pemudi yang menganggur memiliki kepercayaan diri untuk menjalani kehidupan ini diperlukan sebuah penanganan dengan menggunakan cara berteologi yang relevan dengan konteks pengangguran yang meliputi Teologi, Ekklesiologi dan Misiologi, yang melaluinya diharapkan seluruh anggota jemaat dapat meningkatkan kepekaan dan merespon serta ambil bagian dalam menyusun program bagi pemuda pemudi yang menganggur di jemaatnya. Gereja dapat berkata kepada seseorang yang tidak bekerja : “ kami cinta kamu terlepas dari pekerjaanmu. Kamu tidak sendiri, kami akan ada bersama denganmu.” %I Universitas Kristen Duta Wacana %L katalog3696 %K Program Pengentasan, Pemuda, Pengangguran, GKJW Banyuwangi, Berteologi; Teologi, Ekklesiologi dan Misologi %T TINJAUAN THEOLOGIS TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN PEMUDA PENGANGGURAN DI GKJW JEMAAT BANYUWANGI