%A YANICE JANIS 50100280 %L katalog3558 %K Pendidikan Kristiani, Kurikulum, Teologi ekologi %D 2013 %T TEOLOGI EKOLOGI DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN KRISTIANI UNTUK ANAK DI GEREJA MASEHI INJILI MINAHASA %X Kerusakan yang terjadi atas lingkungan hidup selama ini telah menarik perhatian banyak orang. Berbagai upaya perbaikan lingkungan hidup dirasa kian mendesak untuk segera diupayakan. Kenyataan yang terjadi bahwa semakin banyak usaha ke arah perbaikan justru kerusakan lingkungan tetap dirasakan. Mengapa? Siapa yang harus disalahkan? Siapa yang bertanggung jawab terhadap semua permasalahan kerusakan lingkungan? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan umum yang terdengar ketika bencana alam terjadi akibat kerusakan lingkungan. Rekonstruksi pikiran tentang pandangan manusia terhadap alam perlu diperhatikan. Diperlukan penekanan pada konsep pemeliharaan lingkungan demi untuk keberlangsungan alam sendiri dan seluruh ekosistem yang ada di bumi ciptaan-Nya. Perubahan pandangan tersebut mengacu pada pandangan Ekosentris holistik yang merupakan ciri khas dari Ekologi Dalam (deep ecology), yaitu keseluruhan makhluk hidup pada dasarnya terkait satu dengan lainnya, sehingga saling membutuhkan. Teologi Allah diterangkan dalam keadilan bahwa kekayaan alam kepada generasi berikut tidak boleh dipakai secara berlebihan tanpa mengingat generasi berikutnya. Eklesiologi adalah tindakan komunitas Allah dalam memahami apa yang dihayati di tengah kehidupan sehari-hari. Misiologi adalah tindakan umat ke dunia diperlihatkan dalam rangka perubahan perbaikan. Gereja bukan sekedar menyampaikan tetapi bersama-sama dengan dunia berjuang supaya dunia menjadi lebih baik. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Kristiani sebagai wujud tanggung jawab gereja dalam hal ini Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) guna mempersiapkan, membina, memperlengkapi termasuk di dalamnya meletakkan fondasi berpikir untuk merespon konteks ekologi, maka diperlukan Pendidikan Kristiani Transformatif Sosial dengan pendekatan yang memimpin umat dan menempatkan umat untuk bersama-sama berefleksi dan melakukan aksi. Tindakan ini yang diharapkan muncul dalam desain kurikulum secara khusus untuk anak. %I Universitas Kristen Duta Wacana