@phdthesis{katalog3520, author = {DYAH EKA SIWI 01062069}, month = {February}, title = {MAKNA ?MENJALA MANUSIA? BAGI MISI GEREJA DALAM INJIL LUKAS 5:1-11}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, year = {2012}, keywords = {Injil Lukas, Tafsir, Misiologi}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/3520/}, abstract = {Berbagai perbedaan pandangan dalam memahami pengertian maupun praktek misi telah menimbulkan adanya kebingungan karena menempatkan gereja di persimpangan jalan bahkan bisa menempatkan gereja dalam keadaan krisis. Berkaca dari krisis yang terjadi maka gereja perlu mengambil langkah untuk mengaktualisasikan diri dalam tugas dan panggilan misionernya. Dalam hal ini, penyusun tertarik pada istilah ?menjala manusia? yang biasa dihubungkan dengan penginjilan dan pemenangan jiwa serta seringkali diartikan sebagai sebagai upaya untuk menjaring sebanyak mungkin orang agar menjadi Kristen atau dengan kata lain mengkristenkan orang lain yang belum memeluk agama Kristen. Dengan latar belakang permasalahan tersebut maka penyusun tertarik untuk memberikan penafsiran secara naratif terhadap Luk. 5:1-11 yang di dalamnya terjadi pemanggilan terhadap Simon dan teman-temannya sebagai ?penjala manusia? .1 Secara naratif Luk. 5:1-11 hanya dapat ditafsirkan dalam hubungannya dengan Luk. 4:14-30 karena Luk. 5:1-11 berkedudukan sebagai satelite berfungsi untuk menjelaskan Luk. 4:14-30 yang berkedudukan sebagai kernel dari blok narasi ketiga dalam Injil Lukas. Dengan demikian, pemanggilan terhadap Simon dan teman-temannya sebagai penangkap manusia hidup-hidup yang dilakukan oleh Yesus (5:1-11) dapat dipahami sebagai upaya Yesus untuk mencari orang lain (nantinya akan menjadi muridmuridNya) untuk bekerjasama denganNya dalam merealisasikan pekerjaan terpentingnya yaitu menghadirkan tahun rahmat Tuhan bagi semua orang. ?menjala manusia? tidak dapat dipahami sebagai upaya untuk menjaring sebanyak mungkin orang agar menjadi Kristen atau dengan kata lain mengkristenkan umat beragama lain karena ?menjala manusia? lebih pada usaha untuk menghadirkan tahun rahmat Tuhan dimana kabar baik dapat diterima oleh orang-orang miskin, pembebasan kepada orangorang tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, dan membebaskan orang-orang yang tertindas. Perkara orang lain yang bersedia ?mendengar? akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Kristen bukan menjadi tujuan utama karena setiap orang memiliki hak asasi masing-masing dalam menentukan agamanya.} }