@phdthesis{katalog3465, title = {?SASI ADAT DAN SASI GEREJA DI HARUKU? INTERAKSI GEREJA DAN ADAT : SEBUAH PERTIMBANGAN EKOLOGIS DAN TEOLOGIS}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, year = {2014}, author = {RIBKA NINARIS BARUS 01082165}, month = {July}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/3465/}, abstract = {Krisis ekologi terjadi karena adanya pandangan yang bersifat antroposentris, serta tindakan eksploitatif manusia terhadap alam. Krisis ekologis merupakan tanggung jawab seluruh umat manusia, termasuk gereja. Gereja dituntut untuk melibatkan diri dalam tanggung jawab terhadap krisis ekologi melalui berbagai cara, temasuk melalui kearifan lokal masyarakat dimana gereja itu ada. Sasi adalah salah satu kearifan lokal masyarakat desa Haruku-Maluku Tengah, yang secara intrinsik memiliki nilai yang memperhatikan kelestarian alam dan juga nilai ekonomi. Sasi di Haruku dikenal dalam dua bentuk, yakni sasi adat dan sasi gereja. Pelaksanaan sasi adat yang dilakukan masyarakat tradisional pada hakikatnya lebih menekankan pada ikatan religius dengan benda atau alam yang mereka miliki, karena mereka memahami bahwa benda atau alam memiliki kekuatan di dalam dirinya, seperti halnya manusia. Gereja telah terlibat dalam pelaksanaan sasi sejak gereja masih dibawah kepemimpinan orang-orang Belanda. Keterlibatan gereja dalam pelaksanaan sasi pada awalnya bertujuan untuk mendukung pendapatan ekonomi gereja, dan mengalami perkembangan bagi peningkatan ekonomi jemaat/masyarakat. Selain itu, adanya pandangan bahwa sasi adat masih dipengaruhi oleh agama tradisional menyebabkan nilai ekologi yang dikandung dalam sasi adat menjadi pudar dan bersifat implisit dalam gereja. Gereja dapat mengakomodir sasi sebagai upaya memelihara lingkungan hidup, dengan melakukan interpretasi ulang sasi adat melalui interaksi dialogis.}, keywords = {Sasi, Gereja, Adat, Kewang, Haruku, Ekonomi, Ekologi, Interaksi Dialogis, Pemeliharaan} }