%T PENGEMBANGAN KESADARAN TEOLOGI DIFABILITAS DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH %K Kesetaraan, “Orang normal”, Difabel, Kesadaran, Teologi Masyarakat Inklusif, Kurikulum, Pendidikan Agama Kristen, Sekolah %A PAULUS EKO KRISTIANTO 01082162 %X Keberadaan difabel bawaan dan non-bawaan tidak terelakkan dalam konteks Indonesia. Sayangnya, fakta tersebut tidak direspon dengan baik. Hal ini nampak melalui banyaknya diskriminasi terhadap difabel. Walau demikian, advokasi difabilitas pun banyak tetapi kurang mendapatkan hasil signifikan dalam kesetaraan “orang normal” dan difabel. Bahkan dari segi pendidikan, kurikulum Pendidikan Agama Kristen di sekolah masih tergolong minim dalam membahas isu teologi difabilitas. Oleh karena itu, penulis mencoba mengajukan teologi masyarakat inklusif sebagai dasar teologis perjuangan keberadaan difabel di Indonesia. Kemudian, penulis mengemas teologi tersebut menjadi strategi pengembangan kesadaran teologi difabilitas dengan pendekatan transformatif dalam kurikulum Pendidikan Agama Kristen di sekolah dengan melibatkan komponen kurikulum di antaranya materi pembelajaran, metode pengajaran, silabus, penilaian, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Melalui sumbangan kecil strategi tersebut, penulis berharap kesetaraan “orang normal” dan difabel dapat terwujud karena peserta didik telah dikader melalui pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan integrasi dengan kurikulum mata pelajaran lainnya menjadi aktivis teologi difabilitas dalam praksis kesehariannya. Namun, langkah ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerja sama semua stake holder pendidikan yakni Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Kelompok Kerja Pendidikan Agama Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, yayasan sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat. %L katalog3275 %D 2014 %I Universitas Kristen Duta Wacana