TY - THES N2 - Latar belakang. Bells Palsy adalah kelumpuhan nervus facialis VII sehingga saat berekspresi salah satu sudut wajah tidak ada pergerakan, wajah akan tampak tidak simetris dan penderita akan merasa sangat tidak nyaman dengan penampilannya. Dengan mengetahui prevalensi Bells Palsy diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan lebih awal. Tujuan. Untuk mengetahui prevalensi Bells Palsy dan perbandingannya antara perempuan dan laki-laki, usia produktif dan non produktif. Metode. Pada penelitian ini digunakan metode cross sectional dengan mendeskripsikan angka prevalensi pasien Bells Palsy, perbandingan perempuan dan laki-laki, usia produktif dan non produktif di Poliklinik Saraf RS. Bethesda Yogyakarta tanpa menjelaskan hubungan dari tiap variabel. Dengan rumus Lemeshow sampel diambil sebanyak 6.085 dari data seluruh pasien penyakit saraf tahun 2013 dan 2014 dan diambil data rekam medik pasien yang didiagnosis Bells Palsy. Seluruh data akan dideskripsikan berdasarkan variabel dan dimasukkan kedalam tabel per bulan yang berisikan nama pasien, jenis kelamin dan usia. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan statistik deskriptif kemudian dilihat keluaran frekuensi dan persen dari setiap variabel. Hasil. Prevalensi Bells Palsy dari total jumlah pasien penyakit saraf rawat jalan di Poliklinik Saraf RS. Bethesda Yogyakarta tahun 2013 adalah 0,35 % dan tahun 2014 adalah 0,29 hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan bahwa prevalensi Bells Palsy di kunjungan rawat jalan Poliklinik Saraf RS. Bethesda adalah 1% dari semua kunjungan. Perbandingan antara jenis kelamin adalah pada tahun 2013 jumlah pasien Bells Palsy jenis kelamin laki-laki lebih tinggi yaitu 41 pasien (53,2%) dibandingkan jumlah rata-rata pasien Bells Palsy jenis kelamin perempuan yaitu 36 (46,8%). Pada tahun 2014 jumlah pasien Bells Palsy jenis kelamin perempuan lebih tinggi yaitu 41 pasien (52,6%) dibandingkan jumlah rata-rata pasien Bells Palsy jenis kelamin laki-laki yaitu 37 (47,4%). Perbandingan antara usia adalah pada tahun 2013 jumlah rata-rata pasien Bells Palsy usia produktif lebih tinggi yaitu 68 pasien (88,3%) dibandingkan jumlah rata-rata pasien Bells Palsy usia non produktif yaitu 9 pasien (11,7%). Pada tahun 2014 jumlah rata-rata pasien Bells Palsy usia produktif lebih tinggi yaitu 69 pasien (88,5%) dibandingkan jumlah rata-rata pasien Bells Palsy usia non produktif yaitu 9 pasien (11,5%). Penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan insidensi Bells Palsy antara iklim panas maupun iklim dingin. Kesimpulan. Prevalensi pasien Bells Palsy adalah berkisar antara 0,29 % - 0,35 % dari semua pasien saraf tahun 2013 dan 2014 di Poliklinik Saraf RS. Bethesda Yogyakarta. UR - https://katalog.ukdw.ac.id/2933/ TI - PREVALENSI PASIEN BELLS PALSY DI POLIKLINIK SARAF RS. BETHESDA YOGYAKARTA EP - 48 Y1 - 2015/11// AV - restricted ID - katalog2933 M1 - skripsi KW - Bells Palsy KW - prevalensi KW - laki-laki dan perempuan KW - produktif dan non produktif KW - statistik deskriptif. PB - Universitas Kristen Duta Wacana A1 - 41110061, DEWI SARTIKA MALAU ER -