TY - THES N2 - Pembicaraan mengenai apa dan bagaimana gereja pada akhir-akhir ini menjadi topik yang mengemuka. hal ini disebabkan karena adanya perkembangan signifikan dalam studi eklesiologi yang tidak saja terbatas pada pembicaraan gereja secara dogmatis melainkan juga secara kontekstual. Salah satu hal yang diangkat penulis adalah bagaimana gereja merespon perubahan zaman dari modernitas yang solid menuju modernitas yang cair. Pete Ward seorang teolog dan akademisi memanfaatkan analisis Zygmunt Bauman seorang sosiolog yang membahas mengenai pergeseran dari modernitas yang solid menuju modernitas yang cair, dari pembacaan Pete Ward tersebut ia melihat bahwa gereja semestinya juga harus ikut menjadi gereja yang cair. Gereja yang cair bisa dilihat dalam tiga aspek yaitu identitas yang cair, Struktur yang berjejaring dan relasi yang partisipatif. identitas yang cair merujuk pada pergeseran dari ciri gereja yang sebelumnya bersifat solid seperti menekankan pertemuan terpusat, membangun gedung gereja yang besar, pengadopsian logika masal, memandang gereja sebagai sebuah grup eksklusif dimana gereja dilihat sebagai situs warisan, tempat perlindungan, dan komunitas nostalgia, menuju gereja yang cair yang bersifat terbuka dan inklusif. Struktur dan relasi juga tidak dipandang hirarkis dan pendeta-sentris melainkan berjejaring dan relasional-partisipatif. Dampak positif dari identitas yang cair, struktur yang berjejaring dan relasi partisipatif coba direlevansikan dalam konteks GMIST sehingga turut membantu upaya gereja untuk menjadi lebih cair dan terbuka. TI - MENGGEREJA YANG CAIR: EKLESIOLOGI CAIR MENURUT PETE WARD DAN RELEVANSINYA BAGI GEREJA MASEHI INJILI SANGIHE TALAUD PB - Universitas Kristen Duta Wacana KW - Gereja Cair KW - Eklesiologi Cair KW - Pete Ward KW - Identitas KW - Struktur KW - Relasi KW - GMIST. EP - 53 UR - https://katalog.ukdw.ac.id/291/ AV - restricted A1 - 01150040, Andrey Lodewyk Aristo Kabuhung Y1 - 2019/11/30/ ID - katalog291 M1 - skripsi ER -