%D 2020 %L katalog2785 %T KEHENINGAN, HOSPITALITAS DAN DOA UPAYA PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS PENDETA HMTI DI KLASIS SABU TIMUR %K Spiritualitas, Pendeta, Nouwen, GMIT Klasis Sabu Timur. %I Universitas Kristen Duta Wacana %X Pendeta Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), memahami spiritualitas sebagai kehidupan rohani yang memberi daya dan semangat bagi mereka dalam melayani. Semangat itu bersumber pada relasi dengan Allah. Relasi itu diwujudkan dalam pelayanan. Narasi spiritualitas menjadi hal yang dirasa penting untuk dibicarakan lalu dikembangkan, karena sangat memengaruhi kehidupan dan pelayanan para pendeta GMIT di Klasis Sabu Timur. Dalam kenyataannya para pendeta mengalami berbagai tantangan dalam menghidupi spiritualitas yaitu kekeringan spiritualitas dan bagaimana mengembangkan spiritualitas. Hal ini akhirnya berdampak pada pelayanan bahkan berdampak pada persoalan-persoalan yang melibatkan pendeta. Dalam penelitian yang dilakukan ternyata ada banyak hal yang dialami oleh para pendeta yang akhirnya membawa pada kekeringan spiritualitas. Berhadapan dengan itu, ada juga upaya yang dilakukan secara pribadi maupun secara komunal melalui lembaga, di lingkup Klasis dan sinodal untuk tetap menjaga dan mengembangkan spiritualitas. Belajar dari Henri J.M. Nouwen, menurutnya menghidupi spiritualitas adalah satu hal yang penting bagi seorang pelayan. Cara menghidupinya adalah dengan memelihara kehidupan rohani yang matang dengan keheningan, hospitalitas dan doa. Keheningan berbicara tentang relasi seorang pelayan dengan dirinya, hospitalitas berkaitan dengan relasi dengan sesama, dan doa dalam relasi dengan Allah. Ketiga hal ini haruslah menjadi perhatian bagi seorang pelayan. Belajar tiga hal ini, akhirnya membawa seorang pelayan memiliki spiritualitas yang integratif yaitu kontemplasi dan aksi. Kehidupan seperti inilah yang dicontohkan Yesus dalam pelayananya. Spiritualitas yang integratif ini membawa seorang pelayan, mengenal dirinya, bersikap, ramahtamah, belajar menyembuhkan sekalipun terluka, belajar disiplin rohani dan membangun spiritualitas bersama dalam komunitas. Bagaimana mengembangkannya dalam konteks GMIT? Tentu membutuhkan upaya berteologi untuk memahami bahwa pengembangan spiritualitas adalah bagian yang penting karena itu perlu dibicarakan, dan juga dilakukan dalam rancangan-rancangan pengembangan spiritualitas pelayan. Salah satunya membuat desain pengembangan spiritual dalam empat tahun dengan tema-tema yang memerhatikan aspek, keheningan, doa dan hospitalitas. Dengan demikian melalui semua itu terwujud sebuah narasi spiritualitas dan pengembangan yang dapat berguna bagi pertumbuhan spiritualitas pelayan GMIT. %A Lusia Martha Billik 51170020