%0 Thesis %9 Bachelor %A 41110045, CINDY TAMARA WIDIGDO %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Kedokteran %D 2016 %F katalog:2522 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Ekstrak kunyit (Curcuma longa), parasetamol, hepar, gambaran histopatologis hepar %P 55 %T PENGARUH EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT YANG DIINDUKSI PARASETAMOL %U https://katalog.ukdw.ac.id/2522/ %X Latar Belakang : Kunyit (Curcuma longa) mengandung kurkumin sebagai antioksidan yang berfungsi melindungi sel dari radikal bebas. Parasetamol merupakan obat analgetik dan antipiretik yang banyak digunakan. Parasetamol dosis toksik berpotensi menimbulkan kerusakan hepar. Hepar adalah tempat detoksifikasi utama yang rentan terhadap kerusakan yang ditandai dengan perubahan struktur histologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak kunyit terhadap gambaran morfologi sel hepar antara mencit yang diberi plasebo dengan yang diberi ekstrak kunyit yang diinduksi parasetamol, dan mengetahui efek peningkatan dosis ekstrak kunyit terhadap gambaran mikroskopis sel hepar mencit yang diinduksi parasetamol. Metode : Penelitian kuasi eksperimental the post test only control group design. Sampel 36 ekor mencit jantan galur Swiss. Dibagi dalam 6 kelompok secara acak, yaitu kelompok kontrol K1 tanpa perlakuan, kelompok sham kontrol K2 diberi ekstrak kunyit 12mg/25grBB/hari; kelompok kontrol positif K3 diberi parasetamol 13mg /25grBB/hari; kelompok perlakuan K4 diberi ekstrak kunyit dosis 2mg /25grBB/hari dilanjutkan parasetamol 13 mg/25grBB/hari; kelompok K5 diberi ekstrak kunyit 12mg/25grBB/hari dilanjutkan parasetamol 13 mg/25grBB/hari; kelompok K6 diberi ekstrak kunyit 26mg/25grBB/hari dilanjutkan parasetamol 13mg/25grBB/hari. Semua pemberian diberikan peroral. Parameter kerusakan sel yang diamati yaitu degenerasi ballooning/hidropik dan nekrosis di daerah sekitar vena sentralis dan vena porta. Uji analitik yang digunakan yaitu uji non-parametrik Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol positif K3 dengan kelompok perlakuan K4 dan K5 (p < 0,05). Tingkat kerusakan sel kelompok perlakuan K4, K5, dan K6 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol positif K3. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K1 dengan kelompok K2 (p= 0,699 ; p<0,05). Kesimpulan : Terdapat perbedaan morfologi pada mencit yang diberi plasebo dengan yang diberi ekstrak kunyit setelah diinduksi parasetamol dimana kerusakan hepar lebih sedikit pada hepar mencit yang diberi plasebo. Peningkatan dosis ekstrak kunyit tidak dapat meningkatkan efek proteksi pada kerusakan hepar mencit setelah diinduksi parasetamol.