%0 Thesis %9 Final Year Projects (S1) %A 61150093, Hary Christian Anugrahnu %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Arsitektur %D 2020 %F katalog:2281 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K tenaga kerja, tambang batubara, bangunan hijau %P 32 %T PUSAT PELATIHAN TENAGA KERJA TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH %U https://katalog.ukdw.ac.id/2281/ %X Kekayaan alam Indonesia sungguh sangat melimpah dan tiada bandingannya dengan Negara lain. Tidak sedikit sumber daya alam Indonesia yang dimanfaatkan oleh pihakpihak terkait untuk dikembangkan bahkan juga dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan seperti kegiatan pertambangan. Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi. Pertambangan batubara merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena kegunaannya pada bidang energi. Potensi daerah yang memiliki simpanan batubara perlu adanya pengelolaan agar dapat termanfaatkan secara maksimal dan berguna dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam kenyataannya, kegiatan pertambangan batubara tentu akan berpengaruh negatif terhadap kelestarian lingkungan alam serta pengaruh positif dalam bidang ekonomi karena dapat meningkatkan pendapatan Negara dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Terdapat banyak perusahaan di Kabupaten Barito Timur yang bergerak dalam penambangan batubara di daerah tersebut. Sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang mumpuni dalam perusahaan tersebut. Secara tidak langsung, hal ini menjadi peluang kerja bagi masyarakat terdampak. Namun kenyataannya masyarakat mengatakan bahwa untuk menjadi karyawan tambang batubara tidaklah mudah karena dibutuhkan pengetahuan dan keahlian atau keterampilan khusus dalam bidang tersebut. Padahal peraturan daerah mengatakan bahwa wajib terdapat 70% tenaga kerja lokal pada perusahaan tambang. Dalam dunia pertambangan batubara memiliki bidang/konsentrasi yang kompleks yang memungkinkan berbagai macam keahlian dibutuhkan seperti ahli komputer, teknisi hingga operator, sehingga dibutuhkan pelatihan khusus untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan adanya fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan pelatihan untuk memberikan pengetahuan tentang tambang batubara bagi masyarakat. Sementara itu, kegiatan pelatihan juga membutuhkan peralatan pendukung agar dapat berlangsungnya kegiatan pelatihan dengan baik, namun banyaknya peralatan yang dibutuhkan dapat menyebabkan pemborosan energi pada bangunan. Sehingga permasalahan desain yang muncul adalah bagaimana bangunan mampu mewadahi dan memfasilitasi kebutuhan dan kenyamanan ruang berdasarkan peralatan yang dibutuhkan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan desain arsitektur yang memperhatikan kenyamanan dan penghematan penggunaan energi yang dikeluarkan, yaitu pendekatan Bangunan Hijau dengan prinsip pertimbangan dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Bangunan Hijau adalah bangunan baru yang direncanakan dan dilaksanakan atau bangunan yang sudah terbangun yang dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan memenuhi kriteria tertentu.