%0 Thesis %9 Bachelor %A 01150025, Kevin Tresna Madjan %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Teologi %D 2020 %F katalog:2229 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Dokumen Laporan Sidang Raya VII WCC, ensiklik Laudato Si’, Leonardo Boff, Cry of the Earth, Cry of the Poor, kesetaraan relasi, pemaknaan ekologi, teologi Kristen. %P 82 %T "RELASI ALAM DAN MANUSIA DALAM DOKUMEN EKOLOGI WCC DAN LAUDATO SI’: SEBUAH EVALUASI TERHADAP TEOLOGI EKOLOGI " %U https://katalog.ukdw.ac.id/2229/ %X Kesadaran bahwa kecenderungan antroposentrisme merupakan kecenderungan yang perlu dihindari dalam penggumulan masalaha ekologi membuat setiap pemikiran ekologi perlu diteliti lebih lanjut. Hal itu juga yang membuat tulisan ini berupaya menyoroti dua dokumen gereja: Dokumen Laporan Sidang Raya VII WCC dan Laudato Si’. Hal itu dilakukan dengan tujuan melihat sejauh mana kedua dokumen tersebut telah berupaya untuk menjauhi kecenderungan antroposentris atau penitik-beratan relasi pada pihak tertentu demi menciptakan sebuah relasi yang setara antara Allah, alam, dan manusia. Dalam rangka itulah pemikiran dari Leonardo Boff dalam bukunya yang berjudul Cry of the Earth, Cry of the Poor menjadi pemikiran yang membantu untuk meninjau kedua dokumen gereja tersebut dikarenakan pemikiran Boff yang memang menekankan kesetaraan relasi, khususnya alam dan orang miskin yang sama-sama dilihat sebagai pihak tertindas. Dari situlah ditemukan bahwa ternyata pemaknaan teologi ekologi yang dimiliki oleh kedua dokumen gereja tersebut dan bahkan yang juga dimiliki oleh Boff, masihlah sangat menempatkan Allah sebagai puncak dari relasi yang ada. Terlebih lagi kesadaran akan manusia sebagai ciptaan khusus membuat relasi yang ada juga makin bisa dibentuk secara hirarkis atau monarkis, yaitu yang menempatkan manusia di atas alam dan di bawah Allah. Meski demikian, kedua dokumen gereja tersebut maupun Boff menawarkan gagasan yang menarik dan amat berharga ketika mengangkat nilai tentang kesetaraan sesama ciptaan itu sendiri dan ketika menyadari permasalahan ekologi sebagai masalah yang holistik. Semua itulah yang berusaha penulis relevansikan bagi gereja lokal.