@phdthesis{katalog2082, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, month = {July}, title = {PERBEDAAN KEJADIAN PROTEINURIA PADA PENDERITA HIPERTENSI ESENTIAL DERAJAT 1 DAN 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RS BETHESDA}, year = {2015}, author = {YOHANES ADINUGROHO 41100076}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/2082/}, keywords = {Proteinuria, hipertensi esensial, sistolik, diastolik.}, abstract = {Latar Belakang. Seseorang dapat dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastoliknya 90 mmHg atau lebih. Pada tahun 2008, WHO mencatat bahwa 40\% orang dewasa berumur 25 tahun dan diatasnya sudah terdiagnosis hipertensi, dimana terdapat peningkatan jumlah penderita hipertensi sebanyak 1 milyar orang yaitu dari 600 juta penderita pada tahun 1980 menjadi 1 milyar pada tahun 2008. Hipertensi yang lama mengakibatkan sawar ginjal rusak dan terjadi proteinuria. Proteinuria merupakan salah satu penanda awal kerusakan ginjal dan sebagai penentu prognosis pada pasien hipertensi. Penelitian ini dilakukan karena di RS Bethesda Yogyakarta belum ada penelitian mengenai kejadian proteinuria pada penderita hipertensi esensial. Tujuan. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kejadian proteinuria pada pasien hipertensi esensial derajat 1 dan 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode Penelitian. Penelitian ini berjenis penelitian analitis deskriptif numerikal tidak berpasangan dengan desain penelitian potong lintang. Sampel penelitian adalah pasien poliklinik penyakit dalam RS Bethesda Yogyakarta yang menderita hipertensi dengan umur antara 18-60 tahun dan pasien diambil urin sewaktunya. Proteinuria disini diukur kejadiannya menggunakan metode urinalisis dipstik. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan signifikan bila nilai p {\ensuremath{<}} 0,05. Hasil. Sampel berjumlah 134 dengan jumlah pasien hipertensi esensial derajat 1 adalah 96 (71,64\%) dan hipertensi esensial derajat 2 adalah 38 (28,36\%). Penderita hipertensi esensial derajat 1 mempunyai kejadian proteinuria sebanyak 19 (14,18\%) dan tidak proteinuria sebesar 75 (55,98 \%) sedangkan penderita hipertensi esensial derajat 2 yang proteinuria sebanyak 12 (8,95 \%) dan yang tidak mengalami proteinuria sebanyak 28 (20,89 \%) dengan nilai p = 0,219. Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg mempunyai kejadian proteinuria sebanyak 1 (0,75\%) dan tidak proteinuria sebanyak 49 (36,56 \%) sedangkan untuk tekanan darah sistolik ? 160 mmHg mempunyai pasien dengan proteinuria sebanyak 30 (22,39 \%) dan tanpa proteinuria sebanyak 54 (40,30 \%) dengan nilai p = 0,000. Tekanan darah diastolik 80-99 mmHg mempunyai kejadian proteinuria sebanyak 10 (7, 46 \%) dan tanpa proteinuria sebanyak 46 (34,33\%) dan untuk tekanan darah diastolik ? 100 mmHg dengan proteinuria positif sebanyak 21 (15,67\%) dan tanpa proteinuria sebanyak 57 (42, 54 \%) maka nilai p = 0,220 yang berarti bahwa data tidak signifikan. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian proteinuria dengan penderita hipertensi esensial derajat 1 dan 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Bethesda Yogyakarta.} }