@mastersthesis{katalog1940, year = {2017}, author = {LUKAS PRIHARTOKO 50120323}, month = {July}, title = {MENATA MEMORI DEMI MENGAMPUNI MEMBANGUN KEBERSAMAAN MANUSIA BERSAMA MIROSLAV VOLF}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, keywords = {Memori , Merangkul ?not-coming-to-mind?, Eskatologi, Trinitas, Perikhoresis.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/1940/}, abstract = {Dunia dan kehidupan masih diliputi konflik disertai kekerasan, hasilnya relasi manusia rusak. Pengalaman yang mengendap sebagai kenangan (memori) akan tindakan jahat mendorong adanya sikap mencurigai sesama sehingga tindak mengeksklusi menjadi lazim. Memelihara memori kejahatan sebagai antisipasi terulangnya kejahatan yang sama, ternyata malah berbuahkan sebaliknya. Bukannya kejahatan tidak terulang, melalui memori kejahatan terus diulang. Volf mengajukan gagasan menata memori dalam bingkai memori sakral agar kenangan menyakitkan sebagai korban kejahatan tidak menjadi bahan bakar terus lestarinya tindak kekerasan balas dendam dalam hidup bersama manusia. Menata memori dalam bingkai memori sakral membuka kemungkinan terciptanya relasi saling merangkul pasca konflik akibat tindakan jahat. Melalui bingkai memori sakral kehidupan penuh damai saat Kerajaan Allah terwujud terus menjadi harapan dan mewarnai kehidupan saat ini. Menghayati dunia baru saat Kerajaan Allah terwujud dalan kehidupan saat sekarang menuntut satu penalaran logis akan pilihan kehidupan yang mesti dijalani. Merangkul bukannya mengeksklusi adalah pilihan hidup pada saat sekarang yang diajukan Volf dengan tetap mengingat pada kenyataan kehidupan saat Kerajaan Allah datang. Agar merangkul dapat diterima sebagai sebuah pilihan bentuk kehidupan niscaya pada saat sekarang, Volf memaparkan duduk perkara mengapa kehidupan bersama manusia saat ini banyak diliputi tindak mengeksklusi. Sebuah kecenderungan yang perlu diantisipasi dengan merangkul agar kehidupan dapat seperti harapan, yaitu damai. Sebuah kesimpulan tentang bentuk kehidupan yang patut menjadi pilihan tidak menjadi dorongan saat tetap merupakan konsep konstruksi logika manusiawi semata, namun menjadi tidak dapat dihindari ketika berpusat pada diri Allah sendiri. Demikianlah, menata memori hitam agar dapat dibangun hidup bersama yang saling merangkul, menjadi pilihan serta dorongan tidak terbantah dalam kehidupan saat sekarang karena berpijak pada kenyataan Allah sendiri yang adalah persekutuan (perikhoresis).} }