%L katalog1727 %A NI LUH SUARTINI 57150001 %K Alam Bali, Indah, Eksploitasi Alam, Peralihan Fungsi Lahan, Ekonomi Pariwisata, Kapitalis/ Investor, Masyarakat Lokal, Nilai Budaya, Kawasan Suci, Kesakralan Alam, Tri Hita Karana, Theofani. %D 2018 %X Bali sebab bagi masyarakat Bali reklamasi ini ancaman besar bagi keberlangsungan jagat Bali. Dari perspektif budaya ada dua alasan utama penolakan reklamasi, yaitu: Pertama, kawasan Teluk Benoa merupakan kawasan suci. Kedua, reklamasi di kawasan Teluk Benoa ini bertentangan dengan pandangan filosofhi masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana. Dalam tradisi Alkitab Perjanjian Lama ditemukan kisah-kisah tentang Teofani alam yang memperlihatkan bahwa Tuhan memakai alam sebagai penampakan-Nya atau simbol ilahi. Hal ini berarti bahwa dalam konteks kekristenan sesungguhnya ditunjukkan bahwa Allah selain bersifat transenden juga bersifat imanen. Dengan demikian hal ini dapat didialogkan dengan konteks Bali, dalam kaitan dengan nilai-nilai ekologi lokal yang mereka hidupi. Kedua hal ini memperlihatkan adanya relasi hubungan Tuhan dengan manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Setiap hubungan dengan semua unsur ciptaan bersifat relasional dan kontinuitas atau berkelanjutan yang perlu terus diperbaharui agar keseimbangan dan keselarasan, keharmonisan dapat terjaga demi kesejahteraan ciptaan itu sendiri sebagaimana yang Tuhan inginkan bagi ciptaanNya. Mestinya titik temu ini dapat menjadi pijakan bersama bagi gereja-gereja secara umum dan secara khusus bagi GKPB dalam memperjuangkan alam Bali termasuk dalam keberpihakan pada penolakan reklamasi Teluk Benoa. GKPB perlu terus meningkatkan diri akan pentingnya merangkul nilai-nilai lokal dalam berteologi konteks Bali dan secara khusus dalam bidang ekologi salah satunya adalah mengembangkan ekoteologi keutuhan ciptaan Tri Hita Karana. Hal tersebut tercermin dalam penghayatan teologi di mana Tuhan (Sang Hyang Widhi) adalah Pencipta alam semesta beserta segala isinya. Selain itu alam juga merupakan bagian dari Teofani dan simbol Ilahi yang merupakan tanda kehadiran Tuhan atau identitas Tuhan. Kehadiran gereja atau komunitas (eklesiologi) yang peduli terhadap ciptaan, manusia dan alam saling beryadnya, menjalani mutualitas panggilan untuk ikut mengusahakan dalam menjaga keseimbangan alam di bumi milik Tuhan ini. Dengan tindakan nyata (misiologi) yang dilakukan bersama-sama dengan gereja, pemerintah, masyarakat dan lembaga pendidikan, maka telah ikut ambil bagian selamatkan bumi rumah kita bersama, menuju lestari, bersih dan berkesinambungan. %T KONSEP EKOTEOLOGI BERDASARKAN TRI HITA KARANA DALAM KONTEKS BALI TERUTAMA GKPB DANNISU REKLAMASI TELUK BENOA %I Universitas Kristen Duta Wacana