@phdthesis{katalog1495, month = {November}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, author = {JANETTE HUTUBESSY 41140062}, year = {2018}, title = {HUBUNGAN KEBIASAAN PEMAKAIAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL}, keywords = {Obat anti inflamasi non steroid, Sindrom Dispepsia.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/1495/}, abstract = {Latar Belakang: Sindrom Dispepsia merupakan kumpulan gejala yaitu berupa nyeri epigastrium, rasa terbakar di dada, kembung, cepat kenyang, mual, muntah, dan sendawa. Obat anti inflamasi non steroid merupakan salah satu penyebab terjadinya sindrom dispepsia. Efek kerja obat anti inflamasi non steroid dapat menimbulkan gangguan pada lambung berupa rasa mual, perih dan akan memburuk jika obat dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Tujuan: Mengetahui hubungan kebiasaan pemakaian obat anti inflamasi non steroid dengan kejadian sindrom dispepsia. Metode: Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan metode potong lintang (cross sectional). Sampel dipilih berdasarkan consecutive sampling. Hasil: Didapatkan sampel sebanyak 60 responden yang terdiri dari 27 responden laki-laki dan 33 responden perempuan dengan rentan usia 16-60 tahun. Dari hasil penelitian ini diperoleh jumlah responden yang mengalami sindrom dispepsia sebanyak 36 orang (60\%) dan responden yang tidak mengalami sindrom dispepsia sebanyak 24 orang (40\%). Hasil analisis data menggunakan uji chi-square tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kebiasaan pemakaian obat anti inflamasi non steroid dengan sindrom dispepsia dengan p value sebesar 0,895 (p {\ensuremath{>}} 0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan pemakaian obat anti inflamasi non steroid dengan kejadian sindrom dispepsia di Puskesmas Bambanglipuro Bantul.} }